Selasa 08 Jul 2025 20:34 WIB

SGIE 2024: RI Masih di Peringkat 3, Sakinah Finance Soroti Krisis Ekonomi dari Rumah Tangga

Pendekatan syariah mikro dinilai penting untuk ketahanan keluarga Muslim.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Pendiri Sakinah Finance, menilai krisis ekonomi, sebagaimana digambarkan dalam laporan SGIE, menyentuh level paling mendasar yakni rumah tangga Muslim. (ilustrasi)
Foto: Antara/FB Anggoro
Pendiri Sakinah Finance, menilai krisis ekonomi, sebagaimana digambarkan dalam laporan SGIE, menyentuh level paling mendasar yakni rumah tangga Muslim. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia kembali berada di posisi ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) versi State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025, mempertahankan peringkat yang sama selama tiga tahun terakhir. Namun, kekuatan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global belum tercermin dalam besaran investasi dan ekspor halal nasional.

Laporan SGIE 2024/2025 yang disusun oleh Dinar Standard dan diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas bersama Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) mengangkat tema “From Crisis to Catalyst: Evolving Islamic Economy Opportunity.” Laporan ini menunjukkan bagaimana ekonomi Islam berpotensi menjadi katalis dalam krisis global, dengan nilai konsumsi Muslim dunia mencapai 2,43 triliun dolar AS pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh menjadi 3,36 triliun dolar AS pada 2028.

Baca Juga

Nilai aset keuangan syariah global juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dari 4,93 triliun dolar AS pada 2023 dan diperkirakan mencapai 7,53 triliun dolar AS dalam lima tahun ke depan. Namun secara nasional, investasi halal Indonesia masih tertinggal. Tahun 2023, Indonesia mencatatkan investasi sebesar 1,6 miliar dolar AS, hanya sedikit lebih tinggi dari Uni Emirat Arab yang mencatat 1,53 miliar dolar AS.

Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin, mengingatkan laporan ini bukan sekadar prestasi, melainkan juga teguran. “Laporan ini menjadi pengingat akan tanggung jawab besar Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah,” ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Ia juga menyoroti penurunan peringkat Indonesia dalam sektor makanan halal, dari posisi dua ke posisi enam, sebagai sinyal perlunya perbaikan serius. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan ekonomi syariah telah menjadi bagian dari prioritas pembangunan nasional.

“Target kita adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Salah satu indikatornya adalah menempati peringkat pertama dalam laporan SGIE,” kata Rachmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement