Senin 07 Jul 2025 20:10 WIB

Rilis SGIE 2024/25 Besok, Pefindo Catat Penerbitan Sukuk Korporasi Melonjak Tajam

Pefindo menilai pertumbuhan investasi halal di Indonesia belum merata.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pasar modal Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi pasar modal Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/25 akan diluncurkan pada Selasa (8/7/2025). Di tengah sorotan global terhadap ekonomi syariah, Pefindo menilai pertumbuhan investasi halal di Indonesia belum merata dan masih didominasi sektor tertentu.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto menyebut penerbitan sukuk korporasi Indonesia melonjak signifikan dalam satu dekade terakhir. “Untuk sepanjang semester I 2025 ini saja, penerbitan sukuk korporasi telah mencapai Rp23 triliun, hampir menyamai capaian 12 bulan tahun 2024 lalu,” kata Suhindarto kepada Republika, Senin (7/7/2025).

Baca Juga

Total penerbitan sukuk korporasi naik dari Rp3,3 triliun pada 2015 menjadi Rp23,1 triliun pada 2024. Pertumbuhan tahunan rata-rata mencapai 21,4 persen. Namun, sebagian besar penerbitan masih berasal dari korporasi besar, bukan pelaku sektor riil atau UMKM.

“Ke depan, kami melihat bahwa peluang investasi halal di Indonesia sangatlah besar dan memiliki peluang untuk tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Suhindarto menjelaskan, pertumbuhan ini ditopang oleh besarnya populasi Muslim, regulasi yang mendukung, serta kemudahan akses ke produk syariah. Masyarakat juga mulai melirik investasi halal seperti saham syariah, reksadana syariah, hingga properti berbasis prinsip Islam.

Kondisi ini sejalan dengan laporan SGIE 2023/24. Aset keuangan syariah global naik menjadi 3,96 triliun dolar AS dan diproyeksikan mencapai 5,94 triliun dolar AS pada 2025/26. Indonesia juga menempati peringkat tiga besar dunia dalam indeks Global Islamic Economy Indicator (GIEI), dan mencatat jumlah transaksi investasi syariah terbanyak secara global.

Meski demikian, menurut Suhindarto, masih ada tantangan besar. “Struktur pasar yang masih didominasi perbankan dan perlunya akselerasi sektor riil menjadi catatan penting,” ucapnya.

Ia menilai, momentum rilis SGIE 2024/25 harus dimanfaatkan untuk memperluas peran investasi halal dalam ekonomi nasional. Pemerintah dan pelaku pasar perlu mendorong agar pertumbuhan tak hanya terjadi di atas kertas, tapi terasa di sektor produktif dan masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement