REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prudential Syariah bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar berkolaborasi memperkuat literasi keuangan syariah bagi perempuan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui kegiatan edukasi Taklim Manajemen Harta Syariah (Tamarasya). Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah Vivin Arbianti Gautama menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam mendukung keuangan keluarga yang sehat dan berkah.
“Literasi keuangan syariah adalah fondasi penting dalam membangun keluarga yang tangguh secara finansial, sekaligus membuka pintu berkah,” ujar Vivin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Melalui kegiatan bertema Cerdas Finansial, Dermawan Maksimal, para ibu diharapkan lebih percaya diri dan cerdas dalam mengelola keuangan sesuai prinsip syariah, serta memiliki peran untuk tolong-menolong melalui asuransi syariah sekaligus berbagi kepada sesama.
Menurut Vivin, sebagai jantung keluarga, perempuan memiliki peran sangat penting dalam mengelola keuangan rumah tangga. Keputusan finansial sehari-hari, mulai dari mengatur anggaran, menabung, hingga bersedekah, sebagian besar dipegang oleh perempuan.
“Ketika dijalankan dengan prinsip syariah, keputusan keuangan tidak hanya melindungi keluarga, tetapi juga menebarkan manfaat bagi banyak orang. Inilah semangat yang ingin Prudential Syariah sebarkan: menjadikan perempuan sebagai penggerak kebaikan melalui literasi keuangan syariah,” katanya di hadapan sekitar 300 peserta.
Selain menjadi wadah edukasi, kegiatan ini juga bertujuan mempercepat pertumbuhan ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Vivin menjelaskan, Prudential Syariah berkomitmen menjangkau lebih banyak keluarga dengan solusi perlindungan berbasis syariah, sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan agar asuransi dapat berperan sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.
Menurutnya, inisiatif ini juga sejalan dengan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta mendukung implementasi Peraturan OJK No. 76/POJK.07/2016 tentang peningkatan literasi dan inklusi keuangan di sektor jasa keuangan.
Meski potensi keuangan syariah di Indonesia sangat besar, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah nasional masih relatif rendah.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2025 mencatat, literasi keuangan syariah baru mencapai 43,42 persen, sementara inklusi 13,41 persen. Angka itu jauh di bawah literasi dan inklusi keuangan konvensional yang sudah mencapai 66,46 persen dan 80,51 persen.
Selain itu, literasi dan inklusi keuangan perempuan juga masih di bawah laki-laki, yakni 65,58 persen dan 80,28 persen, sementara laki-laki telah mencapai 67,32 persen dan 80,73 persen.
“Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi berkelanjutan bagi perempuan sebagai pengelola utama keuangan keluarga,” kata Vivin.