Sabtu 11 Oct 2025 19:07 WIB

BI: Ekonomi Syariah Harus Tumbuh Lewat Inovasi Generasi Muda

Imam berharap generasi muda Muslim dapat menjadi motor perubahan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Imam Hartono memberikan sambutan saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Imam Hartono memberikan sambutan saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, Imam Hartono, menegaskan ekonomi syariah harus tumbuh melalui inovasi generasi muda. Ia menyebut, semangat muda yang berlandaskan takwa dan nilai keadilan menjadi fondasi utama untuk membangun ekonomi berkelanjutan.

“Generasi muda yang bertakwa harus menjadi generasi yang berdaya, memiliki kemampuan, keterampilan, dan kompetensi untuk memanfaatkan peluang,” kata Imam dalam sambutannya pada Tabligh Akbar Republika di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Baca Juga

Ia menilai, potensi bonus demografi Indonesia harus diarahkan untuk memperkuat sektor ekonomi syariah melalui kreativitas dan teknologi. Menurutnya, kemajuan ekonomi tak akan berarti tanpa diiringi semangat spiritual yang menuntun arah inovasi.

“Kemudaan adalah semangat yang beradab, keberanian menghadapi tantangan, dan keterbukaan terhadap perubahan,” ujarnya.

Imam menjelaskan, ekonomi syariah kini menjadi wadah pemberdayaan umat sekaligus instrumen pertumbuhan inklusif. Ia menegaskan, nilai-nilai syariah seperti keadilan, transparansi, dan keberkahan harus menjadi prinsip utama dalam setiap inovasi ekonomi.

“Ekonomi syariah yang kita kembangkan adalah instrumen pemberdayaan. Melalui prinsip keadilan, transparansi, dan keberkahan, kita membangun sistem ekonomi yang tidak hanya menghasilkan profit, tapi juga membawa kemaslahatan bagi umat,” kata dia.

Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/25 mencatat, Indonesia menempati posisi ketiga dunia dalam indeks ekonomi Islam global. Laporan itu juga menyoroti besarnya kontribusi generasi muda dalam mendorong inovasi digital di sektor halal.

Lebih dari 60 persen konsumen ekonomi halal digital berasal dari kalangan muda yang aktif di sektor teknologi dan kreatif. Imam menilai, tren tersebut menjadi bukti bahwa ekonomi syariah memiliki ruang besar untuk tumbuh di era digital.

“Bank Indonesia melalui Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah berkomitmen mengembangkan ekonomi keuangan syariah, bukan hanya melalui kebijakan dan regulasi, tetapi juga lewat edukasi dan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan hari ini,” ujarnya.

Ia menilai penyelenggaraan ISEF menjadi momentum penting untuk memperkuat fondasi nilai sekaligus menumbuhkan semangat inovasi. Menurutnya, sinergi antara spiritualitas dan teknologi menjadi kunci agar ekonomi syariah Indonesia tumbuh berkelanjutan.

“ISEF yang sedang berlangsung ini adalah cara kita mengakselerasi ekonomi syariah di tanah air. Tabligh Akbar ini menjadi penguatan spiritual untuk memperkokoh fondasi nilai sebelum kita melangkah pada implementasi teknis ekonomi syariah yang lebih luas,” kata dia.

Imam berharap generasi muda Muslim dapat menjadi motor perubahan menuju ekonomi yang inklusif, beretika, dan berkeadilan. Ia menegaskan, syariah bukan sekadar konsep teoritis, tetapi solusi nyata bagi kemajuan bangsa.

“Saatnya kita membuktikan, syariah bukan hanya konsep teoritis, tetapi solusi nyata bagi kemajuan bangsa,” ujarnya menutup sambutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement