Jumat 21 Nov 2025 19:14 WIB

Ikhtiar Panjang Indonesia Menuju Pusat Industri Halal Dunia

Kontribusi rantai nilai halal naik, tetapi ekspor masih bergantung pada pasar tradisi

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pramusaji mengantarkan makanan kepada pelanggan di Kedai Kopitiam, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (19/10/2025). Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mempermudah sertifikasi halal bagi warung makan kecil melalui Program Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) untuk mendorong pengusaha dalam percepatan kewajiban sertifikasi halal bagi seluruh produk makanan dan minuman pada tahun 2026.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Pramusaji mengantarkan makanan kepada pelanggan di Kedai Kopitiam, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (19/10/2025). Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mempermudah sertifikasi halal bagi warung makan kecil melalui Program Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) untuk mendorong pengusaha dalam percepatan kewajiban sertifikasi halal bagi seluruh produk makanan dan minuman pada tahun 2026.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Impian Indonesia menjadi pusat industri halal dunia masih terus digaungkan, di tengah besarnya potensi dan peluang berkembangnya ekosistem halal. Pekerjaan Rumah (PR) utama bagi Indonesia agar mencapai impian itu, adalah bertransformasi dari perannya sebagai konsumen menjadi produsen yang berdaya saing di kancah perindustrian halal. 

Industri rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) sejatinya telah mendukung perekonomian nasional dengan kontribusi yang terbilang tumbuh positif. Data Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mencatat, pada kuartal II 2025, kontribusi rantai nilai halal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 26,73 persen. Hal itu meliputi sektor-sektor unggulan meliputi pertanina, makanan halal, fesyen, dan pariwisata. 

Angka kontribusi tersebut naik dari angka 25,83 persen pada kuartal sebelumnya. Juga sedikit meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 yang tercatat sebesar 26,46 persen. 

Meski industri halal terus mencatatkan kontribusi yang positif, Deputi Direktur Halal Value ChainKNEKS Umar Aditiawarman mengungkapkan masih banyak PR yang mesti Indonesia kerjakan untuk bisa menjadi yang terunggul di industri halal. Terutama, tentang bagaimana cara Indonesia bisa menjadi produsen.

“Indonesia masih dicap sebagai negara konsumtif karena memang pasarnya ada di sini. Kita masih menjadi tujuan produk halal dari negara-negara lain, bukan hanya dari negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) tetapi juga non OKI. Ini miris ya,” kata Umar dalam acara Sidang Pleno VI Musyawarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertema ‘Menguatkan Industri Produk Halal Menuju Indonesia Pusat Halal Dunia’ di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/11/2025). 

Umar menjelaskan, beberapa sektor dalam industri halal di Indonesia memang mengalami kenaikan, seperti modest fesyen dan kosmetik, seiring dengan diadakannya beberapa event besar di Indonesia, seperti Jakarta Muslim Fashion Week. Namun, ada juga beberapa sektor yang mengalami penurunan, seperti halal food, seiring dengan masih banyaknya restoran di Indonesia yang belum bersertifikasi halal. 

Di sisi lain, menurut Laporan Salaam Gateway, tercatat ada 30 perusahaan lokal yang memberi kontribusi terhadap global. Dari 30 perusahaan lokal tersebut, sebanyak 15 perusahaan diantaranya berasal dari Indonesia. Belasan perusahaan lokal dari Indonesia itu meliputi berbagai sektor, mulai dari halal food, farmasi, hingga kosmetik. 

“Kalau mau dibilang, apakah kita sudah sampai tahap sebagai produsen halal dunia, saya kembalikan (kepada audiens), apakah itu sudah pantas,” ujarnya berefleksi. 

photo
Pengunjung melihat produk salah satu stand saat Jogja Halal Fest (JHF) di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Kamis (3/11/2022). JHF kali ini melibatkan 350 pelaku usaha halal dari berbagai industri, mulai dari makanan, kosmetik, fashion, kesehatan, dan lainnya. Acara yang diadakan hingga Ahad (6/11/2022) mendatang ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi dan informasi produk-produk halal bagi masyarakat. - (Republika/Wihdan Hidayat)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement