Sabtu 11 Oct 2025 17:19 WIB

Di Tabligh Akbar Republika, BI Dorong Pemuda Berdaya Lewat Ekonomi Syariah

Indonesia tengah menikmati bonus demografi dengan lebih dari separuh penduduknya beru

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fitriyan Zamzami
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Imam Hartono memberikan sambutan saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Imam Hartono memberikan sambutan saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, Imam Hartono, menegaskan pentingnya generasi muda menjadikan takwa dan semangat berdaya sebagai fondasi dalam menghadapi perubahan zaman. Ia menyebut ketiganya menjadi pilar utama dalam membangun peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

“Tema Muda, Takwa, dan Berdaya ini perlu kita renungkan bersama dalam konteks membangun generasi muda yang tidak hanya kuat secara moral dan spiritual, tetapi juga mampu memberi kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” kata Imam dalam Tabligh Akbar Republika di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025). 

Baca Juga

Ia menilai, Indonesia tengah menikmati bonus demografi dengan lebih dari separuh penduduknya berusia muda. Kondisi ini harus menjadi peluang agar generasi muda tampil dengan energi, kreativitas, dan inovasi. “Kemudaan bukan sekadar soal umur, tetapi semangat, keberanian menghadapi tantangan, dan keterbukaan terhadap perubahan,” ujarnya.

Menurut dia, kekuatan tanpa kendali spiritual hanya akan menjadi bencana. Karena itu, ketakwaan penting dijadikan kompas moral yang menuntun setiap langkah generasi muda dalam berkarya dan berkontribusi. “Takwa bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang integritas dalam setiap aspek kehidupan dalam bekerja, berbisnis, dan berinteraksi di masyarakat,” kata Imam.

Ia menjelaskan, semangat berdaya berarti memiliki kemampuan, keterampilan, dan kompetensi untuk memanfaatkan peluang. Generasi yang berdaya, menurutnya, adalah mereka yang tidak menggantungkan diri, melainkan bergerak dan memberi manfaat bagi sesama.

“Allah tidak menyukai hamba yang hanya bergantung tanpa usaha,” ujarnya menegaskan.

photo
Jamaah mengikuti Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025). - (Republika/Thoudy Badai)

Imam menyampaikan, ekonomi syariah menjadi instrumen pemberdayaan yang dapat membawa kemaslahatan bagi umat. Melalui prinsip keadilan, transparansi, dan keberkahan, ekonomi syariah diyakini mampu melahirkan keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan.

“Kami di Bank Indonesia berkomitmen mengembangkan ekonomi keuangan syariah, bukan hanya lewat regulasi, tetapi juga melalui inovasi, edukasi, literasi, dan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan hari ini,” kata dia.

Ia menuturkan, penyelenggaraan ISEF tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat fondasi nilai sebelum melangkah ke tahap implementasi teknis ekonomi syariah yang lebih luas. Menurutnya, dakwah dan literasi keuangan syariah perlu berjalan beriringan agar pemahaman masyarakat semakin mendalam. “Tabligh Akbar ini menjadi ruang spiritual untuk memperkokoh fondasi nilai sebelum kita melangkah lebih jauh,” ujarnya.

Imam berharap generasi muda Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang sukses di dunia sekaligus bahagia di akhirat. Ia menegaskan, generasi muda seharusnya tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keberkahan dalam hidup.

“Saatnya generasi muda Indonesia bangkit dengan semangat, ketakwaan, dan kemampuan memberdayakan diri. Syariah bukan sekadar konsep teoritis, tetapi solusi nyata bagi kemajuan bangsa,” kata Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement