REPUBLIKA.CO.ID, HO CHI MINH CITY — Vietnam semakin gencar mendorong ekspor produk makanan dan pertanian ke pasar halal dunia. Melalui kerja sama dagang dengan negara-negara Timur Tengah, Vietnam menargetkan pasar Muslim yang mencakup seperempat populasi global.
Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Vietnam, Phung Duc Tien, menekankan pentingnya kepatuhan terhadap prinsip syariah. “Produk yang masuk ke pasar halal, yang melayani seperempat populasi dunia, harus mematuhi hukum Islam, terutama untuk makanan dan kosmetik,” ujarnya dikutip dari The Star, Selasa (8/7/2025).
Lonjakan permintaan makanan impor di negara-negara Muslim menjadi peluang besar bagi sektor pertanian, perikanan, dan industri pengolahan makanan Vietnam. Perusahaan-perusahaan lokal kini tengah menyelesaikan prosedur sertifikasi dan mengadopsi teknologi guna memenuhi standar halal.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir dan Produsen Makanan Laut Vietnam, To Thi Tuong Lan, menyebutkan bahwa produsen makanan laut sedang membuka pasar baru untuk menghindari ketergantungan. “Perusahaan makanan laut Vietnam secara aktif mengembangkan strategi guna masuk ke pasar baru dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu atau dua pasar tradisional,” katanya.
Salah satu perusahaan besar, Minh Phu Group, telah memperoleh sertifikasi halal dan mulai meningkatkan ekspor udangnya ke negara-negara Muslim. Vinh Hoan Corp dan Bien Dong Seafood Co Ltd juga memperluas jangkauan ke pasar halal di luar pasar ekspor utama mereka.
Upaya Vietnam tak hanya terbatas di tingkat industri. Pemerintah juga menjalin kesepakatan dengan lembaga sertifikasi halal di Indonesia dan Malaysia. Tujuannya adalah untuk memperkuat pengakuan bersama atas sertifikat halal dan mempermudah akses pasar.
Sejumlah perusahaan makanan lainnya juga telah menembus pasar Muslim. Menurut Asosiasi Makanan dan Minuman Kota Ho Chi Minh, produsen besar seperti Vinamilk, Bibica, dan Cholimex Food JSC telah mengekspor produk halal selama beberapa tahun terakhir.
Vinamilk bahkan berhasil merebut pasar Timur Tengah. “Vinamilk berhasil memenangkan hati konsumen di Timur Tengah melalui produk bersertifikat halal yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar ketat kawasan tersebut,” tulis laporan itu.
Konsultan di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam, Le Chau Hai Vu, menegaskan bahwa sertifikasi halal merupakan syarat mutlak untuk menembus pasar negara Muslim. “Sertifikat halal adalah tiket masuk wajib yang harus dimiliki oleh pelaku industri pengolahan dan ekspor makanan,” ujarnya.
Ia menambahkan, produk halal memiliki keunggulan strategis. “Begitu memperoleh sertifikasi, produk halal memiliki keuntungan utama seperti memenuhi ketentuan ekspor ke negara Muslim dan mendapatkan kepercayaan dari konsumen Muslim,” lanjutnya.
Direktur Utama Vietnam Agriculture Joint Stock Company, Nguyen Van Ha, melihat pasar halal sebagai peluang jangka panjang. Namun, menurut dia, keberhasilan menembus pasar ini membutuhkan kerja sama menyeluruh.
“Untuk benar-benar masuk ke pasar halal, pelaku usaha harus bekerja sama membangun rantai nilai tertutup, mulai dari pengadaan bahan baku, standarisasi kualitas, penerapan teknologi ketertelusuran, hingga ekspor dan pengembangan pasar,” jelas Ha.