REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2025 dengan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 1,87 triliun. Capaian tersebut tumbuh 10,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,70 triliun.
Plt Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, mengatakan pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan BSI tumbuh dengan kualitas yang sehat. “Alhamdulillah, BSI menunjukkan kinerja keuangan yang tumbuh dengan kualitas yang sehat, dengan aset BSI tumbuh 12,01 persen menjadi Rp 401 triliun,” ujar Bob dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal I BSI yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh sejumlah indikator keuangan utama. Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan di media massa, pendapatan dari penyaluran dana meningkat 12,45 persen yoy menjadi Rp 7,09 triliun dari sebelumnya Rp 6,30 triliun. Bagi hasil untuk pemilik dana investasi ikut meningkat 20,28 persen menjadi Rp 2,31 triliun. Setelah distribusi bagi hasil, pendapatan BSI tercatat tumbuh 9 persen yoy menjadi Rp 4,77 triliun.
Selain itu, pembiayaan tumbuh 16,21 persen yoy menjadi Rp 287 triliun. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga melonjak 39,3 persen menjadi Rp 1,71 triliun, mendongkrak rasio kontribusi fee terhadap total pendapatan menjadi lebih dari 20 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh 7,40 persen yoy menjadi Rp 319 triliun. Komposisi dana murah (CASA) menguat, kini mencapai Rp 195 triliun atau 59,49 persen dari total DPK, didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan masing-masing sebesar 9,28 persen dan 4,78 persen.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menilai perubahan struktur pendapatan ini merupakan sinyal positif bagi keberlanjutan profitabilitas BSI. “Kami sangat bersyukur bahwa untuk pertama kalinya kontribusi fee based income terhadap total pendapatan BSI melebihi 20 persen,” kata Ade.
Menurutnya, fee based income akan menjadi mesin pertumbuhan baru yang memperkuat keberlanjutan profit BSI. “Apalagi kini BSI juga sudah mendapatkan izin sebagai bank bulion, yang membuka potensi pendapatan non-margin secara berkelanjutan,” ucapnya.
BSI juga terus memperkuat transformasi digital. Jumlah pengguna BSI Mobile per Maret 2025 mencapai 7,8 juta, dengan pertumbuhan transaksi 35,6 persen yoy dan nilai transaksi mencapai Rp 126,3 triliun. Sementara, merchant QRIS BSI mencapai 620 ribu dengan total transaksi Rp 2,57 triliun, naik 27,89 persen yoy.
Dari sisi permodalan, BSI mencatat rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,04 persen, meningkat dibandingkan 22,69 persen pada tahun lalu. Rasio tersebut mencerminkan ruang yang cukup bagi BSI untuk melakukan ekspansi bisnis.