Kamis 10 Apr 2025 12:47 WIB

Bank Muamalat dan BMM Inisiasi Program Al-Qur’an Isyarat untuk Teman Tuli

Ke depan, setiap pelatihan ditargetkan mampu menjangkau 50 hingga 100 peserta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
BMM
Foto: BMM
BMM

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Bank Muamalat Indonesia melalui Baitulmaal Muamalat (BMM) menginisiasi program dakwah dan sosial bertajuk Al-Qur’an Isyarat untuk Teman Tuli. Program ini ditujukan untuk membuka akses pembelajaran Al-Qur’an bagi penyandang tuli, yang selama ini masih terbatas.

“Inisiatif ini kami harap bisa menumbuhkan kepedulian kita bahwa sudah seharusnya Al-Qur’an bisa dipelajari oleh siapa saja,” kata Wakil Ketua Pembina BMM yang juga Direktur Bank Muamalat, Karno, dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

Baca Juga

Ia menegaskan, program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) keempat, yakni pendidikan berkualitas. Melalui program ini, Bank Muamalat bersama BMM ingin memberikan layanan pendidikan yang inklusif bagi kelompok difabel, khususnya teman tuli.

Sebagai pionir bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat juga membuka kesempatan bagi nasabah yang ingin mendukung program ini melalui fitur Hijrah Baitul Maal di aplikasi Muamalat DIN. Nasabah dapat memilih menu Wakaf Qur'an Isyarat untuk menyalurkan donasi.

Executive Director BMM Supriati Nugroho Pernamawati menjelaskan, dalam pelaksanaannya, BMM bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI guna memastikan Al-Qur’an yang digunakan telah sesuai standar.

Menurut Supriati, program Al-Qur’an Isyarat dilaksanakan dalam dua bentuk, yakni donasi Al-Qur’an Isyarat, dan pelatihan sekaligus donasi. Donasi tanpa pelatihan diberikan kepada mereka yang sudah memahami cara membaca Al-Qur’an Isyarat. Adapun pelatihan diberikan kepada teman tuli, guru Sekolah Luar Biasa (SLB), serta orang tua dan keluarga penyandang tuli.

"Alhamdulillah BMM sudah sekali melaksanakan pelatihan Al-Qur’an Isyarat pada akhir Februari 2025 di Yogyakarta. BMM menargetkan bisa menggelar empat kali pelatihan pada 2025,” ujar Supriati.

Pada pelatihan perdana di Yogyakarta, terdapat 30 peserta yang mengikuti kegiatan. Ke depan, setiap pelatihan ditargetkan mampu menjangkau 50 hingga 100 peserta, termasuk guru, orang tua, dan keluarga teman tuli. Program ini diharapkan dapat memperluas penyebaran literasi Al-Qur’an yang inklusif di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement