Jumat 09 May 2025 22:13 WIB

Masuk Usia 33 Tahun, Bank Muamalat Ingin Jadi Bank Haji dan Wakaf Nasional

Nilai-nilai maqashid syariah sejatinya telah melekat sejak awal pendirian.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Nasabah menukarkan uang rupiah di Kantor Cabang Muamalat Tower di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Foto: Dok Republika
Nasabah menukarkan uang rupiah di Kantor Cabang Muamalat Tower di Jakarta, Senin (24/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memasuki usia ke-33, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menegaskan komitmennya untuk menjalankan prinsip maqashid syariah secara lebih mendalam. Bank syariah pertama di Indonesia ini juga menyatakan keinginan untuk menjadi bank haji sekaligus bank wakaf nasional, sejalan dengan cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Utama Bank Muamalat Imam Teguh Saptono menyampaikan, peringatan milad ke-33 menjadi momentum untuk menguatkan lima simpul maqashid syariah dalam aktivitas bisnis bank. Lima simpul tersebut mencakup peningkatan iman, penjagaan keselamatan jiwa dan lingkungan (people and planet), peningkatan kecerdasan khususnya di bidang finansial, pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk keberlangsungan generasi, serta peningkatan kesejahteraan.

Baca Juga

Imam menegaskan, nilai-nilai maqashid syariah sejatinya telah melekat sejak awal pendirian Bank Muamalat. Ia mengingatkan kembali semangat para pendiri bank yang saat itu menggagas pendirian lembaga keuangan syariah bukan semata-mata karena dorongan investasi, melainkan demi keberkahan umat dalam jangka panjang.

"Kami masih ingat semangat saat itu, bukanlah didorong oleh niat investasi semata, melainkan harapan untuk mendapatkan keberkahan jangka panjang. Namun saat itu Undang-Undang Bank Syariah maupun Undang-Undang Wakaf belum terbit. Oleh karenanya, tidaklah berlebihan bila kami ingin mendorong kembali Bank Muamalat untuk menjadi bank haji sekaligus bank wakaf nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto," ujar Imam, Jumat (9/5/2025).

Bank Muamalat juga merumuskan visi baru yakni "Menjadi Jalan Hijrah Menuju Berkah". Visi tersebut menandai pergeseran strategi Bank Muamalat yang tidak hanya menyasar pasar rasional, tetapi juga mengembangkan pendekatan emosional dan spiritual.

"Visi baru 'Menjadi Jalan Hijrah Menuju Berkah' memiliki makna bahwa Bank Muamalat bertekad menjadi solusi hijrah terdepan bagi ekosistem bisnis dan keuangan syariah dengan kinerja keuangan yang tumbuh berkelanjutan untuk mencapai keberkahan," kata Imam.

Dalam usianya yang ke-33 tahun, Bank Muamalat juga berencana menggarap lebih dalam segmen sharia social lifestyle sebagai ceruk baru. Melalui pendekatan ini, instrumen keuangan sosial syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf akan dikolaborasikan lebih erat dengan sektor haji, umrah, dan industri halal.

"Kami pun tengah mengembangkan sejumlah produk yang memadukan commercial dan social Islamic finance," tambah Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement