REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Bank BCA Syariah Pranata mengatakan, di tengah tren kenaikan suku bunga, BCA Syariah melihat demand terhadap produk penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tetap tinggi. Bahkan, BCA Syariah optimis dapat meraih pertumbuhan pembiayaan KPR Syariah (KPR iB) sesuai target yang diharapkan.
"Per September 2023 KPR iB BCA Syariah tercatat sebesar Rp 595 miliar atau tumbuh 144 persen year on year dibandingkan periode sebelumnya. Sampai dengan akhir tahun 2023 kami memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan KPR BCA Syariah tetap berada diatas 100 persen dibandingkan periode sebelumnya," ujar Pranata kepada Republika dikutip Ahad (17/12/2023).
BCA Syariah, lanjut Pranata, senantiasa meningkatkan layanan pembiayaan KPR kepada nasabah dengan cara meningkatkan fitur produk, proses yang lebih baik. Selain itu, BCA Syariah juga terus meningkatkan pemasaran melalui strategi competitive pricing dan perluasan kerja sama dengan mitra strategis seperti developer, dealer, showroom dan lainnya.
Diketahui, pertumbuhan pembiayaan konsumer BCA Syariah tumbuh 10,28 persen atau mencapai Rp 715 miliar yoy di September 2023. Komposisi terbesar pada pembiayaan konsumer di BCA Syariah terdapat pada pembiayaan KPR iB dan Emas iB.
Untuk produk KPR iB yang paling diminati konsumen adalah program take over dari bank konvensional ke BCA Syariah atau yang dikenal dengan nama KPR iB Take Over. Program ini ditawarkan untuk mengatasi perubahan angsuran yang biasanya bisa sampai 11 persen.
"Kami menawarkan nasabah dapat angsuran lebih ringan jadi 7 persen 2 tahun pertama, kemudian 7,5 persen," ungkapnya.
Selain itu KPR iB Take Over juga memberikan kemudahan pengalihan pembiayaan rumah dari Bank mana pun ke BCA Syariah dengan kepastian angsuran sampai dengan 10 tahun Adapun, keunggulan pembiayaan melalui bank syariah adalah kepastian angsuran hingga lunas.