Kamis 29 Jun 2023 00:57 WIB

P2P Syariah Alami Catat Penyaluran Pembiayaan Tembus Rp 5 Triliun

Alami menyalurkan pembiayaan produktif sebesar lebih dari Rp 5 triliun.

Direktur Utama Alami Sharia Harza Sandityo.
Foto: Alami
Direktur Utama Alami Sharia Harza Sandityo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi melalui tekfin peer to peer lending (P2P lending) syariah masih menunjukkan pertumbuhan positif dengan memberikan kontribusi sebesar 33 persen terhadap pertumbuhan pangsa pasar P2P lending secara keseluruhan di Indonesia. Alami Sharia, sebagai platform P2P lending syariah terbesar, juga berhasil memperoleh posisi yang kuat dalam persaingan yang ketat. Direktur Utama Alami Harza Sandityo mengungkapkan, hingga Mei 2023, Alami telah menyalurkan pembiayaan produktif sebesar lebih dari Rp 5 triliun kepada lebih dari 12 ribu proyek pembiayaan. 

"Tentu saja, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan para pendana dan investor Alami yang saat ini berjumlah lebih dari 140 ribu pengguna," tutur Harza melalui keterangan pers, Rabu (28/6/2023).

Baca Juga

Dia menyebut, dalam waktu enam bulan, kesadaran merek Alami meningkat sebesar 11 persen dan jumlah pengguna melonjak dua kali lipat. Pengguna menganggap Alami memenuhi tiga faktor penting dalam pemilihan instrumen investasi, yaitu izin dan pengawasan ketat dari OJK, transparansi dalam menyampaikan informasi kepada pengguna, serta kinerja operasional yang kuat meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi makro. Dukungan kuat terhadap prinsip syariah dalam setiap aspek bisnisnya juga mendorong peningkatan kinerja Alami.

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Word of Mouth (WOM) atau perbincangan mulut ke mulut menjadi saluran utama yang efektif dalam memasarkan produk dan layanan P2P lending. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Alami secara konsisten memberikan edukasi dan literasi tentang P2P lending syariah pada berbagai kesempatan, baik secara mandiri maupun melalui kolaborasi dengan pihak lain.

Alami juga menyampaikan, perusahaan riset pasar dan analisis data terkemuka yang bermarkas di London, YouGov melakukan studi terhadap industri tekfin di Indonesia. Hasil studi tersebut mengungkapkan bahwa pangsa pasar P2P lending telah tumbuh sebesar 28 persen dalam waktu hanya kurang dari 6 bulan, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi pascapandemi. Studi ini mempertegas kedudukan tekfin, khususnya P2P lending yang masih sangat menarik sebagai instrumen investasi bagi masyarakat.

Tanggapan positif dari masyarakat ini didukung pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Deputi Komisioner OJK Institute Imansyah menjelaskan, kinerja tekfin P2P lending meningkat secara signifikan, dengan jumlah platform P2P lending yang mendapatkan izin di Indonesia saat ini mencapai 102, termasuk tujuh platform P2P lending syariah.

Total pinjaman yang terkumpul dalam enam tahun terakhir mencapai Rp 528,01 triliun, dengan jumlah pinjaman yang belum terbayarkan (outstanding) mencapai Rp 51,12 triliun pada Desember 2022. Jumlah pengguna tekfin P2P lending mencapai 100,8 juta pengguna, terdiri dari peminjam dan pemberi pinjaman. Artinya, hampir setengah dari penduduk Indonesia pernah menggunakan platform tekfin P2P lending. 

Dari sisi aset, total aset tekfin P2P lending mencapai Rp 5, 51 triliun, terdiri dari Rp 5,38 triliun aset penyelenggara konvensional dan Rp 133,64 miliar aset penyelenggara syariah. Kualitas penyaluran pembiayaan P2P lending juga terbilang cukup baik, dengan tingkat non-performing loan (NPL) yang relatif rendah, yaitu sebesar 2,78 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement