Jumat 10 Oct 2025 09:52 WIB

KNEKS dan BI Gelar Halal Startup Demo Day 2025: Panggung Inovasi Halal dan Ekonomi Syariah Indonesia

Kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkuat rantai nilai halal.

Halal Startup Demo Day 2025 yang digelar KNEKS dan BI menjadi  platform strategis untuk mempertemukan startup industri halal dengan investor, mentor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Foto: KNEKS
Halal Startup Demo Day 2025 yang digelar KNEKS dan BI menjadi platform strategis untuk mempertemukan startup industri halal dengan investor, mentor, dan pemangku kepentingan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah , Bank Indonesia (DEKS BI) menyelenggarakan Halal Startup Demo Day (HSDD) 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025.

Mengusung tema “DJHIWA – Dare to Jumpstart Halal Industry With Ambition,” HSDD 2025 menjadi platform strategis yang mempertemukan startup industri halal dengan investor, mentor, dan pemangku kepentingan. Acara ini diselenggarakan Kamis, 9 Oktober, di Ruang Singosari, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

‘’Atas nama Bank Indonesia, saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada KNEKS dan seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan ini — mulai dari mitra penyelenggara, lembaga pendukung, hingga para startup yang hari ini akan menampilkan karya dan inovasinya di sektor industri halal,” ucap Yono, Deputi Direktur Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia.

Sedangkan Rosy Wediawaty Direktur Ekonomi Syariah dan BUMN Bappenas menyatakan, sejalan dengan visi besar Asta Cita Indonesia, KNEKS bersama anggota dan ekosistem startup halal berkomitmen mendukung akselerasi ekosistem startup halal nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia melalui pertemuan para inovator dengan investor, dan membuka akses pembiayaan syariah yang lebih luas.

‘’Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperkuat rantai nilai halal dan menumbuhkan startup unggulan yang siap bersaing di pasar global,” katanya.

Membuka Peluang Pendanaan dan Jaringan 

Sebanyak 20 startup terpilih akan mempresentasikan inovasi dan perkembangan bisnis mereka di hadapan calon investor dan ekosistem industri halal.

Startup ini bergerak di berbagai sektor, termasuk makanan dan minuman, fesyen, kesehatan, keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, energi terbarukan, serta media dan rekreasi.

“Kemenperin berkomitmen mendukung tumbuhnya startup teknologi di sektor industri melalui program Startup for Industry. Program ini merupakan wadah pembinaan dan akselerasi bagi startup untuk berkolaborasi dengan sektor industri, menghadirkan solusi berbasis teknologi, dan memperkuat rantai pasok nasional”, sebut Dini Hanggandari, Direktur IKM, LMEA, Kemenperin.

Sementara, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, Putu Rahwidiyasa, menyampaikan bahwa HSDD 2025 adalah bagian penting dari komitmen KNEKS dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah berbasis inovasi.

"Kami ingin membantu startup agar siap bersaing di pasar domestik maupun global dengan memanfaatkan peluang pendanaan dan jaringan yang lebih luas,” ujarnya.

HSDD 2025 hadir untuk mengatasi kendala yang dihadapi banyak startup dalam memperoleh akses pendanaan, jaringan, dan pendampingan bisnis yang memadai.

Melalui kegiatan ini, startup diharapkan dapat memperoleh akses pendanaan, bimbingan dari mentor berpengalaman, dan memperluas jaringan dengan investor, pembeli, dan mitra strategis. Program ini menyediakan pendampingan melalui pengembangan pitch deck.

Wahyu Wicaksono, Direktur Aplikasi, Kementerian Ekonomi Kreatif menyatakan, pihaknya menaruh perhatian besar pada pengembangan startup ekonomi kreatif berbasis halal. ‘’Melalui teknologi digital dan kreativitas, startup dapat menghadirkan produk dan layanan halal yang lebih inklusif, berdaya saing, dan memberi dampak ekonomi yang luas.”

Dua Sesi Utama dengan Regulator, Investor, dan Praktisi

Acara ini menghadirkan dua sesi utama yang fokus pada kolaborasi ekosistem dan pendampingan bisnis:

●Sesi I: Diskusi Panel dariRegulator Kementerian bersama menghadirkan perwakilan dari Bank Indonesia, OJK, Kementerian UMKM, Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Kementerian Ekonomi Kreatif (KemenEkraf), dalam sesi ini Kementerian/ Lembaga memberi arahan dan semangat kepada startup untuk menjadi bagian pengembangan Ekonomi Syariah;

●Sesi II: Pitching Startup terpilih kepada investor dan ekosistem syariah;

●Sesi III: Sesi ini adalah speed dating yaitu pertemuan antara startup bersama investor, buyer dan ekosistem.

“Diperlukan kolaborasi berkelanjutan antar pemangku kepentingan — pemerintah, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan komunitas wirausaha. Harapannya kegiatan ini melahirkan generasi startup halal yang inovatif, kompetitif, dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” kata Irwansyah, Asdep Inkubasi Dan Digitalisasi Wirausaha Deputi Bidang Kewirausahaan, Kementerian UMKM.

Asosiasi Fintech Indonesia (AFSI), Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO), Gobi Partner, BTPN Syariah Venture Capital, HASAN Venture Capital, PUM Netherlands, World Startup, dan Rahmania Foundation turut hadir dan mendukung agenda Halal Startup Demoday.

"HSDD 2025 diharapkan menjadi titik temu strategis yang memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan dan membuka peluang lebih besar bagi startup halal di Indonesia,” tambah Putu.

KNEKS mengajak seluruh pemangku kepentingan, pelaku industri halal, dan media untuk turut hadir menyaksikan perjalanan 20 startup terpilih dalam mengakselerasi bisnis mereka. HSDD 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat peran startup dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi syariah dan meningkatkan daya saing industri halal Indonesia di tingkat global.

Dalam sesi Investment Commitment dicapai 14 komitmen kerja sama dengan angka senilai 21 Miliar rupiah dukungan untuk Startup terpilih, selain investasi, transaksi, akselerator juga berkomitmen untuk mendukung startup dalam bentuk pendampingan.

Mitra Bisnis dan investor yang berkomitmen antara lain: KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia), PT. Gaido Group, Equitree, PUM Netherlands, Rahmania Foundation, HASAN VC, BTPN Syariah Ventura, dan LBS Urun Dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement