Senin 15 May 2023 21:54 WIB

MES DIY Dorong UMKM Dapatkan Sertifikasi Halal Sebelum 2024

Masih banyak UMKM yang belum bisa dikatakan halal.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Lida Puspaningtyas
ilustrasi UMKM.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
ilustrasi UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY mendorong agar UMKM mendapatkan sertifikasi halal sebelum 2024 mendatang. Hal ini mengingat pemberlakuan wajib sertifikasi halal mulai berlaku pada Oktober 2024 mendatang untuk produk makanan, minuman, hasil sembelihan, dan jasa penyembelihan, bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman.

"Kami membantu karena kami tidak mempunyai kewenangan (mengeluarkan sertifikasi), kami hanya memfasilitasi, membantu, menghubungkan antara pelaku ekonomi dengan teman-teman yang mengeluarkan sertifikasi halal agar mereka (UMKM) bisa segera mendapatkan sertifikasi," kata Ketua MES DIY, Heroe Poerwadi dalam halal bihalal yang digelar MES DIY bersama ICMI DIY, Senin (15/5/2023).

Heroe menyebut, saat ini masih banyak UMKM yang belum mendapatkan sertifikasi halal, termasuk di DIY. Untuk itu, ia menilai sertifikasi halal bagi UMKM ini didorong agar nantinya produk yang dihasilkan dapat dipasarkan di 2024 nanti.

"Masih banyak UMKM yang belum bisa dikatakan halal, makanya kami tetap positif untuk bisa mendorong teman-teman UMKM ini agar punya sertifikasi halal. Karena nanti yang tidak bisa bersertifikasi halal, tidak bisa menjual produknya di 2024," ujar Heroe.

Heroe juga meminta pemerintah untuk bersama-sama melihat apakah UMKM di DIY sudah siap sebelum diberlakukannya wajib sertifikasi halal nantinya. Jika perlu, kata Heroe, sebelum 2024 ada sinergi yang kuat, terutama dalam menyiapkan UMKM ini agar memiliki sertifikasi halal.

"Maka di 2023 ini kita mengajak seluruhnya untuk bareng-bareng menyiapkan pelaku ekonomi siap untuk halal," jelasnya.

Terkait dengan halal bihalal yang dilakukan bersama ICMI DIY, Heroe menekankan bahwa kegiatan ini merupakan momentum untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meski pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 terus naik, namun pada libur Lebaran 2023 lalu tidak terjadi kenaikan yang signifikan seperti target yang diharapkan.

"Memang dari indikator-indikator (pertumbuhan ekonomi) kuartal empat di 2022 dan kuartal pertama 2023 ini, indikatornya banyak positif. Cuma memang kemarin di masa musim Lebaran, tingkat pertumbuhan orang yang melakukan (mobilisasi) tinggi, tapi belanjanya tidak maksimal seperti yang dibayangkan sebelumnya, ini yang harus kita antisipasi," kata Heroe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement