Kamis 20 Nov 2025 17:17 WIB

DPK Bank Mega Syariah Tumbuh 16,9 Persen di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga

Hingga Oktober 2025, DPK Mega Syariah mencapai sekitar Rp12,28 triliun

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto ilustrasi: Logo Bank Mega Syariah pada Gelaran ISEF 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto ilustrasi: Logo Bank Mega Syariah pada Gelaran ISEF 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega Syariah menunjukkan pertumbuhan solid di tengah tren penurunan suku bunga yang biasanya membuat minat menyimpan dana melemah. Hingga Oktober 2025, DPK perseroan mencapai sekitar Rp12,28 triliun atau naik 16,9 persen secara tahunan.

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menjelaskan bahwa kondisi suku bunga rendah memang menjadi tantangan bagi perbankan dalam menjaga pertumbuhan dana. Namun perseroan tetap mencatatkan kinerja positif berkat strategi penghimpunan dana yang lebih agresif dan terukur.

“Tren penurunan suku bunga menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan khususnya dalam hal pengumpulan dana. Meski demikian, kami terus mengoptimalkan strategi melalui inovasi produk, penguatan layanan digital, serta program-program menarik bagi nasabah agar pertumbuhan tetap berkelanjutan,” ujar Hanie dalam keterangan tertulis, Kamis (20/11/2025).

Ditopang Syariah Card

Kinerja penyaluran pembiayaan juga menunjukkan kenaikan signifikan. Total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai lebih dari Rp9,19 triliun per Oktober 2025, tumbuh 25,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Segmen Syariah Card menjadi motor penggerak utama dengan pertumbuhan mencapai 114 persen secara tahunan. Lonjakan ini ikut mengerek pembiayaan konsumtif di perseroan.

Bank Mega Syariah mengandalkan strategi business-to-business-to-consumer (B2B2C) dengan fokus pada ekosistem pendidikan dan kesehatan. Model ini memungkinkan bank menghimpun dana dari institusi sekaligus menyalurkan pembiayaan kepada individu dalam ekosistem yang sama.

“Bank terus memperkuat manajemen risiko, menjaga kualitas aset, dan memperluas jangkauan lewat produk serta layanan yang semakin kompetitif. Langkah ini kami lakukan agar ketahanan bisnis tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah,” jelas Hanie.

Pertumbuhan DPK juga ditopang program-program tabungan ritel yang menyasar kebutuhan harian maupun perencanaan jangka panjang. Produk seperti Tabungan Mesya Berkah dan Mesya Berkah Rencana Sesukanya diklaim menawarkan imbal hasil kompetitif serta fitur hadiah dan reward yang menarik bagi nasabah.

Digitalisasi layanan menjadi salah satu penguatan utama bank, baik untuk penghimpunan dana maupun pembiayaan.

Dengan ekspansi pembiayaan dan pertumbuhan DPK, total aset Bank Mega Syariah menembus Rp17,59 triliun per Oktober 2025. Kinerja laba juga stabil, dengan laba sebelum pajak lebih dari Rp201 miliar, meningkat 2,9 persen dibanding Oktober 2024.

“Dengan raihan positif sepanjang tahun ini, Bank Mega Syariah optimistis dapat menutup 2025 dengan kinerja yang tetap solid,” ujar Hanie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement