Selasa 02 Sep 2025 08:37 WIB

BI Dorong Ekonomi Syariah Jadi Sumber Pertumbuhan Baru di Kawasan Timur Indonesia

Imam menyebut penguatan eksyar dilakukan melalui sinergi komunitas.

Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) Imam Hartono di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) Imam Hartono di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menegaskan ekonomi syariah (eksyar) hadir sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

“Eksyar bukan hanya sebagai alternatif, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan nasional," ujar Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Baca Juga

Imam menyebut penguatan eksyar dilakukan melalui sinergi komunitas, pesantren, dan UMKM. Salah satunya lewat Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KTI yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 29 Agustus–1 September 2025.

Festival tersebut mencatat sejumlah capaian, mulai dari transaksi produk halal dari 22 provinsi di KTI, temu bisnis UMKM dengan lembaga keuangan syariah senilai Rp15,8 miliar, implementasi 16 titik Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (Zona KHAS), hingga fasilitasi 2.240 sertifikasi halal bagi UMKM.

Kalimantan Barat dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan produk halal berbasis komoditas unggulan seperti sawit, karet, kopi, lidah buaya, dan perikanan. Akses perdagangan melalui perbatasan Entikong dan Aruk juga membuka peluang ekspor ke Malaysia, Brunei, dan ASEAN, ditopang pariwisata halal berbasis budaya Islam-Melayu dengan ikon Sungai Kapuas dan Tugu Khatulistiwa.

FESyar KTI merupakan rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta, Oktober mendatang. BI bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia pada 2029.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement