REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah terus didorong untuk meningkatkan pertumbuhan usaha produktif masyarakat. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 hingga November 2025, total penyaluran KUR Syariah tercatat mencapai Rp89,04 triliun kepada 1,47 juta debitur.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan capaian tersebut mencerminkan efektivitas pembiayaan syariah dalam memperluas akses permodalan.
"Selain itu dalam memperkuat ketahanan pelaku UMKM, serta mendorong inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan, Kamis (4/12/2025).
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki peluang emas sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Bukan hanya karena jumlah penduduk Muslim terbesar, tetapi karena kebijakan yang tepat, ekosistem yang semakin matang, dan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi instrumen utama dalam memperluas akses pembiayaan bagi UMKM agar semakin berdaya saing dan mampu meningkatkan kapasitas usaha. Hingga menjelang akhir tahun 2025, realisasi penyaluran mencapai Rp240,09 triliun atau 83,77 persen dari target Rp286,61 triliun.
Dana tersebut telah mengalir kepada 4,07 juta pelaku UMKM dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang tetap terjaga rendah di level 2,18 persen per 31 Oktober 2025.
Pemerintah menetapkan arah kebijakan KUR tahun 2026 dengan target penyaluran sebesar Rp295 triliun atau disesuaikan dengan kecukupan anggaran. Target penyaluran sektor produksi juga ditingkatkan menjadi minimal 65 persen dari total penyaluran.