Rabu 28 May 2025 13:11 WIB

BSI Resmikan Dua Desa Perikanan, Targetkan Ekspor Landak Laut 30 Ton per Bulan

Program ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Peresmian dua desa berbasis klaster perikanan di Sulawesi Selatan.
Foto: BSI
Peresmian dua desa berbasis klaster perikanan di Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meresmikan dua desa berbasis klaster perikanan di Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI). Kedua desa tersebut berlokasi di Desa Barrang Caddi dan Mattaro Adae, dengan fokus pengembangan komoditas landak laut.

Sejak 2021, BSI telah membangun 20 Desa BSI yang bertujuan mengembangkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat melalui optimalisasi dana zakat dan penguatan prinsip ESG (Environment, Social, Governance).

“Desa BSI menjadi komitmen perseroan untuk menjadikan masyarakat yang berdaya secara ekonomi, sosial dan spiritual dari potensi sumberdaya alam di desa tersebut. Harapannya, Desa BSI ini akan menjadi pusat pengembangan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna di Makassar, Selasa (27/5/2025).

Program ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan Asta Cita Pemerintah Indonesia. Misi utamanya adalah pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di wilayah Sulawesi Selatan.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyambut baik kehadiran Desa BSI yang menurutnya bukan hanya memberikan bantuan, tapi juga membangun ekosistem ekonomi desa secara menyeluruh.

“Program peningkatan ekonomi masyarakat melalui Desa BSI di Sulawesi Selatan ini merupakan ekosistem yang baik karena tidak hanya memberikan bantuan, melainkan BSI terus mengawal hingga offtaker-nya sampai ke hilir. Didukung dengan pengelompokan kluster desa sesuai dengan potensi sumber daya alam di desa tersebut dan memiliki visi meningkatkan kemandirian ekonomi bagi masyarakat,” ujar Andi.

Komoditas unggulan yang dikembangkan di Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi adalah landak laut atau bulu babi. Komoditas ini selama ini dianggap hama oleh nelayan, namun kini bernilai ekonomi tinggi karena permintaan dari Jepang.

Gonad atau telur bulu babi menjadi produk utama yang akan diekspor. Komunitas nelayan, terutama ibu-ibu dari Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama yang terdiri dari sekitar 100 kepala keluarga, bertanggung jawab atas produksi hingga pemasaran.

BSI membangun rumah produksi (miniplant), menyediakan alat tangkap dan perahu nelayan, serta memasang panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungan. Produksi gonad ditargetkan mencapai 200–500 kg per hari untuk memenuhi kebutuhan ekspor hingga 30 ton per bulan.

Skema pengembangan dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir dalam kelembagaan Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama. Kelompok ini telah menjalin kerja sama dengan offtaker produk olahan landak laut untuk ekspor ke Jepang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement