Rabu 30 Apr 2025 17:52 WIB

Pembiayaan Berkelanjutan BSI Capai Rp 72,6 Triliun, Didorong Inisiatif Green Banking

Hingga Maret 2025, BSI berhasil mencatatkan aset sebesar Rp 401 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Pembiayaan berkelanjutan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tercatat mencapai Rp 72,6 triliun per Maret 2025. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Pembiayaan berkelanjutan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tercatat mencapai Rp 72,6 triliun per Maret 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan berkelanjutan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tercatat mencapai Rp 72,6 triliun per Maret 2025. Angka tersebut terdiri dari green financing sebesar Rp 14,6 triliun dan social financing senilai Rp 58 triliun, mencerminkan komitmen BSI terhadap prinsip keberlanjutan yang sejalan dengan filosofi syariah.

“Pembiayaan berkelanjutan adalah wujud nyata kepatuhan kami pada implementasi prinsip Environment, Social, Governance (ESG),” kata Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal I BSI yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga

BSI juga mengelola Sustainability Sukuk senilai Rp 3 triliun sebagai bagian dari upaya mendukung pendanaan proyek ramah lingkungan dan sosial. Langkah konkret BSI dalam menjalankan green banking juga terlihat dari berbagai proyek berwawasan lingkungan. Salah satunya, pembangunan green building landmark BSI Aceh yang mengusung konsep ramah lingkungan, serta penggunaan 139 unit kendaraan listrik di seluruh operasional BSI. Selain itu, pemasangan enam unit panel surya dan water station menunjukkan komitmen bank dalam mengurangi jejak karbon.

Program 1 Home 1 Tree yang dilaksanakan BSI melalui pembiayaan rumah syariah juga menjadi inisiatif unik. Dalam program ini, setiap pembiayaan rumah disertai dengan penanaman pohon untuk mendukung pelestarian lingkungan. Hingga Maret 2025, BSI telah menanam 2.351 pohon sebagai bagian dari upaya penyerapan karbon.

BSI juga menyalurkan pembiayaan untuk sektor sosial, yang berfokus pada pemberdayaan UMKM dan sektor-sektor yang membutuhkan dukungan pembiayaan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan alokasi Rp 58 triliun untuk social financing, BSI berkomitmen untuk memastikan sektor keuangan juga memberikan dampak positif bagi masyarakat yang kurang terlayani oleh sistem keuangan konvensional.

Ade Cahyo menambahkan, implementasi ESG di BSI tidak hanya membantu menjaga kelangsungan lingkungan dan masyarakat, tetapi juga mendukung kinerja bisnis jangka panjang. “Kami memastikan bahwa pembiayaan berkelanjutan ini dapat memberikan manfaat sosial yang luas dan mendorong keberlanjutan ekonomi yang adil,” ujarnya.

Pembiayaan berkelanjutan tidak hanya berfokus pada aspek sosial dan lingkungan, tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan finansial perusahaan. Hingga Maret 2025, BSI berhasil mencatatkan aset sebesar Rp 401 triliun, dengan pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 287,2 triliun. Meski menghadapi tantangan ekonomi global, BSI tetap berhasil menjaga kualitas pembiayaan dengan rasio NPF Gross 1,88 persen dan cost of credit yang membaik menjadi 0,93 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement