Senin 20 Nov 2023 17:43 WIB

Pengembangan Wisata Sumbar Gunakan Data Penelitian Ilmiah

Dengan begitu, pengembangan pariwisata Sumbar dan anggarannya akan lebih tepat guna.

Foto udara Masjid Terapung Samudera Ilahi di Pantai Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (29/6/2023).
Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Foto udara Masjid Terapung Samudera Ilahi di Pantai Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (29/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengembangan pariwisata di Sumatra Barat menggunakan data hasil penelitian akademisi sebagai dasar kebijakan agar arahnya sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

"Dengan data yang ilmiah dari penelitian akademisi ini, pengembangan pariwisata kita akan lebih jelas arahnya sehingga anggaran yang digunakan akan lebih tepat guna," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda di Padang, Senin (20/11/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan itu usai pemaparan hasil penelitian dari Universitas Andalas Padang terkait dampak sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah di Padang.

Luhur mengatakan kajian yang dilakukan oleh tim Unand khusus untuk melihat karakteristik wisatawan yang datang ke Sumbar. Data itu akan menjadi dasar dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

"Ke depan, kita akan terus bekerja sama dengan universitas di Sumbar untuk memetakan seluruh potensi pariwisata ini. Intinya, upaya pengembangan itu harus berbasis data ilmiah," ujarnya.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti Unand, Dr Yulia Anas menuturkan penelitian yang dilakukan itu menggunakan metode survei dan analisis Input-Output (I-O). Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 400 responden wisatawan nusantara dan 40 responden wisatawan mancanegara pada 80 daerah tujuan wisata (DTW) di 19 kabupaten/kota. "80 DTW tersebut merupakan rekomendasi dari masing-masing kabupaten dan kota," kata Yulia.

Ia mengatakan, dari penelitian yang dilakukan ditemukan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sumbar dominan berasal dari provinsi tetangga yaitu Riau dan Jambi dengan usia 21-30 tahun, pendidikan SMA/diploma/S1. Rentang pendapatan responden antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

Sementara untuk wisatawan mancanegara didominasi dari Malaysia, Australia, dan Eropa. Wisatawan tersebut berada pada usia produktif, pendidikan diploma/S1, dan pendapatan lebih dari Rp 20 juta.

"Cukup banyak data menarik yang kita temukan dan semua sudah kita laporkan ke Dinas Pariwisata Sumbar. Kita berharap hasil penelitian itu bisa membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata," kata Yulia.

Dari hasil penelitian itu, tim memberikan rekomendasi diantaranya pemerintah daerah didorong melakukan pengembangan strategi pemasaran dan promosi yang lebih agresif, meningkatkan infrastruktur pariwisata dan fasilitas pendukung serta menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement