Selasa 11 Jul 2023 22:42 WIB

Dukung Pembiayaan APBN, Penetrasi Pasar Sukuk Negara Terus Naik

Penetrasi pasar sukuk Indonesia mampu mencapai 15,8 persen.

Ilustrasi pembelian sukuk negara.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ilustrasi pembelian sukuk negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Samudera Indonesia Corporate University Ebi Junaidi menilai penetrasi pasar sukuk Indonesia mampu mencapai 15,8 persen dalam kurun 2014-2021. Ini juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan sektor perbankan.

"Untuk pasar sukuk, kita terus terang menjadi leading. Kita tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor perbankan dan juga negara lain. Walaupun jurisdiction share dari global Islamic asset kita hanya 1,9 persen, tetapi untuk penerbitan sukuk kita di 15,8 persen," kata Ebi dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Baca Juga

Dalam seminar bertajuk "Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia" yang digelar secara virtual itu, Ebi menjelaskan penerbitan sukuk di Indonesia didominasi oleh sukuk negara atau sovereign sukuk. Sukuk negara bahkan mampu mendominasi sebesar 20 persen dari pasar sukuk negara global.

Sementara itu, sukuk korporasi atau corporate sukuk mendominasi hanya sekitar 2,2 persen dari pangsa pasar sukuk korporasi global. Menurut Ebi, hal itu terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memperbesar pembiayaan melalui obligasi negara.

"Hal yang juga menarik adalah penerbitan sukuk Indonesia ini didominasi oleh negara. Jadi, 20 persen pasar sovereign sukuk global itu adalah pasarnya Indonesia seperlimanya," ujar Ebi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan sukuk korporasi outstanding melalui penawaran umum konsisten bergerak naik sepanjang 2018 hingga 2022. Per Desember 2022, tercatat nilai outstanding penerbitan sukuk mencapai Rp 42,5 triliun. Nilai tersebut meningkat 22,23 persen dari nilai outstanding sukuk korporasi pada tahun sebelumnya sebesar Rp 34,77 triliun.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan nilai outstanding pada 2018 tercatat senilai Rp 21,3 triliun, maka jumlahnya meningkat 99,53 persen. Oleh karena itu, secara rata-rata, nilai outstanding sukuk korporasi tumbuh 19,65 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement