REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, saat ini pihaknya serius untuk ambil bagian percepatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ini tercermin dalam kenaikan bisnis sejak dua tahun berdiri pascamerger.
“Hal ini (kenaikan growth business) akan memungkinkan perbankan dan keuangan Islam di Indonesia untuk mendiversifikasi spesialisasinya dari personal banking menuju kolaborasi wholesale dan retail banking sebagai sumber pertumbuhan baru. Visibilitas dan peningkatan syariah dalam sindikasi, produk terstruktur dan perbankan transaksi sangat dibutuhkan,” kata Hery di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Diketahui, raihan laba BSI tembus Rp 4,26 triliun tumbuh 40,68 persen dan aset mencapai Rp 305,73 triliun. Dari sisi pembiayaan juga mengalami pertumbuhan 21 persen mencapai Rp 207,7 triliun dan NPF Gross Level 2,42 persen. Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84 persen dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98 persen.
BSI mencatatkan kinerja positif diatas rata-rata, jika dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan Indonesia. Mengutip data OJK per September 2022, aset industri perbankan tumbuh 7.75 persen, sedangkan BSI tumbuh 11.53 persen. Dari segi pembiayaan, pembiayaan BSI tumbuh 22.35 persen, sedangkan industri perbankan tumbuh 11.00 persen. Sementara dari rasio ROE (Return of equity) BSI pada September 2022 sebesar 17,44 persen dan industri perbankan 13,78 persen. Data ini menggambarkan bahwa performa bisnis BSI tumbuh positif dan sehat melampaui industri perbankan Indonesia.
Saat ini, pembiayaan konsumer BSI juga berada pada urutan pertama diatas rata-rata bank syariah dan untuk penyaluran pembiayaan sindikasi berada pada urutan keempat terbesar di Indonesia yang didominasi pada sektor-sektor rill wholesale, manufaktur, pertanian, kehutanan dan properti. Per Desember 2022, pembiayaan wholesale BSI mencapai Rp 57,18 triliun tumbuh 15,80 persen year on year (yoy). BSI juga terus mendorong pembiayaan sindikasi, yang mencapai Rp 45 triliun atau tumbuh 13,44 persen year on year (yoy).
Pencapaian ini mengindikasikan tingginya kepercayaan dunia usaha serta lembaga keuangan lokal dan internasional terhadap BSI untuk terlibat dalam pembiayaan sindikasi yang dilakukan. Melalui BSI Global Islamic Finance Summit 2023 ini, BSI memperkuat positioning peran bank syariah sebagai katalis ekonomi di Tanah Air. Melalui kelolaan pendanaan, pembiayaan wholesale maupun kelolaan asset nasabah melalui wealth management sesuai prinsip syariah.