Selasa 09 Aug 2011 11:41 WIB

Bagaimana Solusi Menyelesaikan Beban Hutang yang Menumpuk?

Kartu kredit, ilustrasi
Foto: loktavia.blogspot.com
Kartu kredit, ilustrasi

Pertanyaan :

Selamat siang,

 

Saya seorang Ibu Rumah Tangga dan saya juga seorang karyawati di perusahaan jasa.Saya sedang mengalami masalah yang bagi saya cukup besar. Saya mempunyai tumpukan hutang dalam kartu kredit saya, dimana hutang tersebut kami gunakan untuk keperluan usaha,tapi usaha tersebut kini telah bangkrut, dan kami tidak bisa lagi membayar kartu kredit yang total hutangnya bisa mencapai angka 100 juta.

Masalahnya sekarang suami tidak mau sama sekali membantu penyelesaian masalah ini. Karena kartu tersebut atas nama saya, maka saya lah yang harus bertanggung jawab atas semua beban hutang tersebut.Dengan gaji yang kurang dari 3 juta perbulan, saya pun masih harus menanggung keperluan hidup orang tua dan adik saya di rumah.Sampai dengan hari ini, saya sudah menunggak hampir 3 bulan dan sudah ada beberapa bank yang mengancam saya secara kata-kata.

Saya sudah mencoba untuk meminta keringanan, tapi masih belum ditanggapi, mereka bahkan meminta saya untuk siap-siap pasang badan. Saya ingin menyelesaikan semuanya secara baik-baik, tapi saya belum ada titik terang sama sekali.Saya sudah lelah dengan sistem gali lubang tutup lubang,karena hanya membuat utang saya makin menumpuk saja,ditambah lagi dengan kondisi saya yang sedang hamil muda.Dengan telepon kantor dan hp yang terus menerus berdering membuat saya benar-benar stress pak dan tidak tahu lagi harus berbuat apa.

Apakah ada saran terbaik buat saya untuk masalah ini pak?

Terima kasih banyak sebelumnya.

Salam

-Ly-

 

Jawaban :

Ibu Ly, saya memahami permasalahan yang Anda hadapi saat ini. Memang berat rasanya menanggung hutang yang tidak ada sumber penghasilan untuk menanggungnya. Apalagi jika tidak ada dukungan dari orang terdekat, beban psikologisnya terkadang malah lebih berat dari beban finansialnya.

 

Namun bagaimanapun juga, hutang yang diambil adalah tindakan kita sendiri yang dilakukan secara sadar, dan tentunya kita harus siap untuk bertanggungjawab. Dan hanya ada satu cara untuk menyelesaikan masalah hutang, yaitu dengan cara membayarnya. Mengingat kemampuan bayar Anda tidak mencukupi dibandingkan dengan besarnya hutang, maka sangat beralasan untuk meminta keringanan pada pihak bank.

 

Saran saya, ajukan secara resmi dan tertulis untuk meminta keringanan pada pihak bank. Ingat, ajukan langsung pada pihak bank di bagian penyelesaian hutang bermasalah, bukan melalui debt-collector yang disewa oleh pihak bank. Namun Anda juga harus sudah siap dengan konsekuensi lainnya, misalnya saja harus ada penjadwalan hutang dan pengubahan skema hutang agar bisa dilunasi.

 

Misalnya, dengan mengambil KTA senilai hutang kartu kredit tersebut, dan dibayar cicilan dalam jangka waktu lebih panjang sehingga bisa tercukupi dari penghasilan Anda sekarang. Cara lain bisa juga dengan mengambil pinjaman KPR dari rumah Anda, atau over-kredit KPR jika sekarang masih dicicil. Dengan mengambil KPR ulang, Anda bisa mendapatkan dana segar yang bisa dicicil dalam jangka waktu yang lebih panjang. Tentunya ini membuat cicilan yang harus dibayar menjadi lebih kecil.

 

Terakhir, dan tidak kalah pentingnya adalah minta dukungan dari suami dan keluarga Anda. Beban hutang masih bisa dinegosiasikan, tapi beban psikologis punya dampak yang lebih berat jika tidak diselesaikan segera.

Konsultasi keuangan keluarga diasuh oleh Ahmad Gozali, perencana keuangan pada Safir Senduk & Rekan. Kirimkan pertanyaan Anda ke [email protected]

 

 

www.ahmadgozali.com

@ahmadgozali

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement