Rabu 02 Jul 2025 11:23 WIB

Wakaf Uang Digital BSI Dinilai Jadi Titik Balik Ekonomi Umat

Inisiatif dana abadi wakaf uang BSI dinilai bisa ubah wajah ekonomi umat.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Peluncuran Islamic Endowment Fund oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) disebut sebagai terobosan monumental yang mampu mengubah wajah wakaf uang nasional.  (ilustrasi)
Foto: dok BSI
Peluncuran Islamic Endowment Fund oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) disebut sebagai terobosan monumental yang mampu mengubah wajah wakaf uang nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran Islamic Endowment Fund oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) disebut sebagai terobosan monumental yang mampu mengubah wajah wakaf uang nasional. Program ini dinilai dapat menjadi mesin pertumbuhan inklusif dan menjawab pembiayaan sosial jangka panjang secara berkelanjutan.

“Peluncuran Islamic Endowment Fund oleh BSI merupakan terobosan monumental dalam ekosistem keuangan syariah nasional. Ia merepresentasikan pergeseran dari wakaf konsumtif menjadi wakaf produktif yang secara langsung mengakselerasi pertumbuhan aset wakaf uang, menjadi sumber pembiayaan alternatif yang non-riba dan berkelanjutan, serta mengintegrasikan wakaf ke dalam sistem ekonomi formal,” tegas Kepala Center for Sharia Economic Development (CSED) INDEF, Prof Nur Hidayah, kepada Republika, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga

Menurutnya, bila dikelola secara profesional dan terhubung dengan platform keuangan sosial syariah, Islamic Endowment Fund akan mampu mendorong sektor riil, memperkuat sumber daya manusia, dan menopang pembiayaan pendidikan, kesehatan, serta UMKM.

BSI resmi meluncurkan Islamic Endowment Fund dalam rangkaian BSI International Expo 2025. Inisiatif ini ditujukan untuk membangun dana abadi wakaf uang yang dikelola secara produktif. Hasil dari pengelolaan dana akan digunakan untuk program-program sosial berbasis keberlanjutan.

“Kami telah melakukan kick off program Islamic Endowment Fund by BSI. Ini merupakan upaya kami untuk mendorong lembaga dan institusi keumatan membentuk dana abadi yang dikelola secara produktif, dengan hasil yang dimanfaatkan untuk program sosial berkelanjutan,” ujar Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho.

Ade menjelaskan, Islamic Endowment Fund tidak hanya menyentuh aspek finansial, tetapi juga spiritual dan sosial, sebagai bentuk positioning khas BSI. “Makanya kami ingin hadir sebagai Sahabat Finansial, Sosial, dan Spiritual,” jelasnya.

Prof Nur Hidayah juga menyoroti tantangan wakaf uang selama ini terletak pada kurangnya literasi publik, belum terbentuknya ekosistem investasi wakaf yang aman, serta regulasi yang belum terintegrasi dengan sistem fiskal nasional. Menurutnya, pendekatan BSI sudah menjawab tantangan ini melalui digital trust-building, integrasi dengan komunitas umat, dan kolaborasi dengan nadzir profesional.

BSI menggandeng tiga mitra strategis dalam peluncuran ini, yakni Yayasan Amanah Utama Tazkia, Yayasan Masjid Darussalam Kota Wisata, dan Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya. Dana wakaf akan dikelola secara syariah melalui instrumen investasi dan disalurkan untuk pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.

“Kami meyakini gerakan ini bisa menjadi kekuatan besar jika dijalankan bersama-sama oleh BSI dan seluruh ekosistem Islam di Indonesia,” ujar Cahyo.

Prof Nur juga menegaskan bahwa wakaf uang memiliki potensi menjadi pool pembiayaan sosial yang berkelanjutan. “Dengan pendekatan perpetual endowment, wakaf uang tidak hanya sekali salur seperti zakat, tetapi bisa terus memberikan manfaat berulang (sustainable impact),” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya digitalisasi seperti BYOND by BSI, namun mengingatkan agar “kampanye literasi dan storytelling wakaf yang kuat” tetap dikedepankan agar wakaf digital menyentuh aspek makna, bukan sekadar fitur teknologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement