REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bank Indonesia (BI) terus memperkuat daya saing UMKM syariah melalui program Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA). Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Imam Hartono mengatakan IKRA merupakan program pemberdayaan usaha syariah, terutama untuk sektor halal food dan fesyen.
"Kami mengembangkan IKRA sebagai program pemberdayaan usaha syariah, terutama untuk sektor halal food dan fesyen yang sifatnya end-to-end karena berbasis komunitas," ujar Imam di kantor KPw BI Lampung, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (25/6/2025).
Imam mengatakan program ini bertujuan menciptakan akses pasar bagi pelaku usaha dan meningkatkan daya saing produk halal UMKM di pasar domestik dan global. Melalui IKRA, sambung Imam, BI melibatkan 46 kantor perwakilan dalam negeri untuk mendukung pengembangan UMKM syariah.
"Jadi Bank Indonesia itu terlibat mulai dari sejak proses seleksi, kemudian dipilih, kemudian dikurasi, setelah kurasi kemudian ada bootcamp pengembangan kapasitas dan diikutkan di berbagai promosi perdagangan," sambung Imam.
Imam mengatakan promosi produk UMKM IKRA juga terus diperluas ke pasar internasional. Salah satunya melalui partisipasi di Osaka Expo, Jepang, beberapa waktu lalu.
"Indonesia juga mempunyai booth di sana, kita ikut sertakan UMKM IKRA kita, dan juga beberapa event lainnya di Indonesia maupun di luar negeri," kata Imam.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Bimo Epyanto berharap keberpihakan BI dalam mendukung pengembangan UMKM dapat menjadi pegangan di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global dan dampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Bimo menyampaikan BI Lampung terus mendampingi UMKM binaan dapat meningkatkan daya saing untuk bisa terus berkembang.
"Kalau efisiensi berarti ada segmen pasar yang dari sisi pemerintahnya yang berkurang, ditambah lagi dengan kondisi eksternal yang juga punya tantangan bisa saja nanti pasar ekspor juga ada hambatan," ujar Bimo.
Di tengah tekanan tersebut, sambung Bimo, BI tetap berkomitmen memperkuat kapasitas dan akses UMKM. Langkah ini mencakup penguatan kelembagaan, pembiayaan, dan pasar.
"Tanpa adanya isu efisiensi anggaran pemerintah maupun kondisi ekonomi global, BI secara konsisten terus berupaya memperkuat kelembagaan, kapasitas, serta perluasan akses pasar dan pembiayaan bagi UMKM," lanjut Bimo.
Menurut Bimo, UMKM perlu memperkuat model bisnis agar dapat bertahan. Inovasi dan pencarian pasar baru dinilai penting untuk menghadapi tekanan permintaan.
"UMKM harus bisa memperkuat model bisnis, mencari pasar yang baru, mampu mengidentifikasi selera pasar," sambung Bimo.
Bimo menegaskan upaya BI dalam membantu UMKM menghadapi tantangan saat ini. Bimo berharap event promosi dan pemberdayaan seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar), Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), hingga Lampung Begawi berperan penting meningkatkan penjualan.
"Hal-hal seperti itu yang harapannya tadi bisa membantu meringankan beban UMKM di kondisi-kondisi yang sulit seperti sekarang," kata Bimo.