REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyoroti kontribusi signifikan makanan halal terhadap ekonomi nasional. Deputi Direktur Bisnis Digital dan Pusat Data Ekonomi Syariah KNEKS, Dedi Wibowo, menyebut hampir 20 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari makanan halal.
“Kurang lebih sekitar Rp 3.000 triliun atau 89–90 persen dari total makanan di Indonesia adalah makanan halal. Artinya, ini yang menjadi highlight dan yang terpenting,” kata Dedi dalam forum Indonesia Shari’a Finance (ISF) yang digelar Republika di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Ia menekankan pentingnya keamanan pangan dan kolaborasi dalam pengembangan sektor pertanian yang sesuai dengan indikator syariah. “KNEKS bekerja sama dengan berbagai kalangan agar bisa menghasilkan pangan yang baik, berkualitas, dan sesuai syariah,” ujarnya.
Acara puncak ISF 2025 turut menghadirkan Anugerah Syariah Republika dan Anugerah Adinata Syariah 2025. Direktur Republika, Nur Hasan Murtiaji, menilai kolaborasi antarsektor menjadi kunci agar Indonesia bisa menjadi pemimpin ekonomi syariah global.
“Butuh dukungan dari semua sektor agar Indonesia menjadi pemimpin ekonomi dan keuangan syariah global,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya edukasi, literasi, dan sosialisasi ekonomi syariah kepada masyarakat. “Melalui sinergi ini, Republika berharap bisa menjangkau lebih banyak masyarakat yang belum terpapar informasi keuangan syariah,” tambahnya.
Direktur Eksekutif KNEKS Sholahudin Al Aiyub menyatakan komitmennya dalam membangun orkestrasi ekosistem ekonomi syariah. Salah satu wujudnya adalah penyelenggaraan Anugerah Adinata Syariah.
“Anugerah Adinata Syariah telah memasuki tahun keempat dan konsisten mengapresiasi inisiatif pemerintah daerah dalam menggerakkan potensi ekonomi syariah. Harapannya, ini dapat memperkuat sinergi pusat dan daerah serta menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia,” ujarnya.
Selain penghargaan, rangkaian ISF juga mencakup Islamic Finance Dialogue (IFD) 2025, forum yang mempertemukan para pemikir dan praktisi industri keuangan syariah untuk berbagi solusi dan praktik terbaik menuju keberlanjutan industri.
Pemimpin Redaksi Republika, Andi Muhyiddin, menyatakan bahwa ekonomi syariah Indonesia telah menunjukkan ketangguhan dan relevansi dalam pertumbuhan berlandaskan nilai moral. “Republika berkomitmen menjadi ruang dialog strategis yang mempertemukan pemikiran, kebijakan, dan inovasi. Islamic Finance Dialogue adalah bentuk nyata semangat kolaborasi ini,” ujarnya.