REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar program Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (Gerak Syariah) 2025 yang merupakan kampanye nasional keuangan syariah selama Ramadhan. Gelaran tersebut merupakan langkah OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi menyampaikan, Gerak Syariah 2025 mencatatkan capaian yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut catatannya, jumlah kegiatan Gerak Syariah 2025 mencapai hingga 2.863 kegiatan, meliputi literasi, inklusi, dan kegiatan sosial. Angka tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Gerak Syariah 2024 yang tercatat sebanyak 1.345 kegiatan.
"Total peserta edukasi keuangan syariah di Gerak Syariah 2025 pun mengalami peningkatan dua kali lipat, yang tadinya total 3 juta (2024) menjadi 6,3 juta (2025). Dan total penerima manfaat sosial juga meningkat sangat pesat dari 93 ribu menjadi 158 ribu," kata Frederica dalam acara Puncak Gerak Syariah 2025 di Kompleks Bank Indonesia, Selasa (25/3/2025).
OJK juga mencatatkan adanya kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam program Gerak Syariah 2025. Kegiatan penghimpunan dana tersebut merupakan program anyar di 2025. Menurut catatannya, total penghimpunan dana masyarakat di Gerak Syariah 2025 mencapai hingga Rp 1,9 triliun. Sedangkan angka penyaluran dana kepada masyarakat atau pembiayaan dalam program tersebut mencapai Rp 4,6 triliun.
Frederica mengatakan, capaian yang tinggi tersebut tidak terlepas dari kolaborasi bersama sejumlah stakeholder. Yakni bersama Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah (PUJKS), Asosiasi Industri Jasa Keuangan Syariah, Bank Indonesia, Kementerian Agama Republik Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Tim Percepatan Keuangan Daerah (TPAKD), media massa, influencer, tokoh agama, dan tokoh penggerak keuangan syariah lainnya. Kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan serentak oleh 37 Kantor OJK di daerah.
"Ke depan kegiatan-kegiatan akan lebih banyak disinergikan sebagai upaya untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah," tuturnya.
Menurut catatan OJK, saat ini, angka literasi keuangan syariah di Indonesia mencapai 39,11 persen. Adapun angka inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.