REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar kegiatan Amaliyah Ramadan bertajuk "Pindar Berbagi Berkah Ramadan" di Masjid Istiqlal pada Senin, (24/3/2025). Acara ini bertujuan untuk memperkuat literasi keuangan syariah serta meningkatkan inklusi keuangan masyarakat melalui platform pinjaman daring (Pindar) syariah.
Sekretaris Jenderal AFPI Ronald Andi Kasim menyampaikan acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pindar Ramadan AFPI. Sebelumnya, AFPI telah menggelar Brainwave Ramadan Session dan Power Breakfasting guna membahas isu seputar Pindar bersama platform anggota dan pemangku kepentingan lainnya.
Selain itu, AFPI juga menghadirkan Podcast Pindar Ngabuburit yang berkolaborasi dengan berbagai platform untuk memberikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan selama bulan Ramadan.
“Kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai fintech lending berbasis syariah. Sebagai platform pendanaan yang bertanggung jawab, Pindar hadir untuk mendukung inklusi keuangan masyarakat, terutama dalam pemberdayaan ekonomi umat,” kata Ronald, saat memberikan sambutan dalam acara "Pindar Berbagi Berkah Ramadan" di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin, (24/3/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Klaster Syariah AFPI Chairul Aslam mengatakan bonus demografi di Indonesia memunculkan populasi anak muda yang semakin melek digital dan menginginkan layanan investasi berbasis syariah. Per November 2024, penyaluran dana melalui Pindar syariah telah mencapai Rp 234,21 miliar, dengan total outstanding sebesar Rp 1,38 triliun. Tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) juga cukup baik di angka 98,88 persen.
Meskipun minat terhadap Pindar syariah tetap kuat, industri ini masih menghadapi tantangan, seperti rendahnya pemahaman masyarakat mengenai skema syariah dibandingkan dengan fintech konvensional.
“Untuk itu kami terus melakukan edukasi dan literasi Pindar Syariah kepada masyarakat yang semakin luas jangkauannya. Hal ini sekaligus untuk menghindarkan masyarakat dari jebakan pinjol ilegal,” kata Chairul.
Ke depan, fintech syariah akan terus melakukan inovasi termasuk kerja sama dengan bank syariah. Kolaborasi antara perbankan syariah dan Pindar Syariah dapat menjadi solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
“Apalagi regulasi saat ini telah membuka peluang kerja sama antara Pindar Syariah dan perbankan melalui skema channeling dan referral. Kolaborasi yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir ini diharapkan terus berkembang guna memberikan akses pembiayaan yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Chairul.
Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Mohammad Ismail Riyadi mengakui penetrasi fintech syariah masih rendah termasuk inklusi keuangannya. Hasil survei OJK menyebutkan produk syariah baru memenuhi sebesar 12,8 persen dari permintaan pasar. Sedangkan literasi keuangan syariah baru mencapai 4 persen di seluruh Indonesia.
“Untuk itu kami membutuhkan peranan pelaku usaha seperti AFPI dan AFSI untuk mengadakan acara seperti ini, demi mendukung peningkatan literasi keuangan syariah,” kata dia.
Rangkaian acara meliputi talk show Pindar dengan narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AFPI, dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI); penyerahan santunan infaq berupa 4.000 box Iftar Ramadan untuk jemaah; penandatanganan MoU pengembangan ekosistem fintech syariah antara AFPI, AFSI, dan Masjid Istiqlal; Tadarus Al-Quran Insan Muslim Fintech; dan buka puasa bersama.