Kamis 16 Jan 2025 09:59 WIB

Pembiayaan Syariah Melambat di Akhir 2024

Pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 9,87 persen (yoy), menurun dari 11,24 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan permbiayaan syariah mencatatkan perlambatan pada Desember 2024. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan permbiayaan syariah mencatatkan perlambatan pada Desember 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan syariah mencatatkan perlambatan pertumbuhan pada Desember 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 9,87 persen (yoy), menurun dari 11,24 persen (yoy) pada November 2024.  

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, meskipun terjadi perlambatan, peran kredit dan pembiayaan, termasuk syariah, tetap signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan kredit pada 2024 mencapai 10,39 persen (yoy) berada dalam kisaran prakiraan Bank Indonesia 10–12 persen," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG  bulan Januari 2024 yang digelar di Jakarta, Rabu (15/1/2025) lalu.

Baca Juga

Penurunan ini terjadi seiring konsumsi rumah tangga yang terbatas, meskipun kinerja korporasi tetap terjaga. Dari sisi penawaran, pertumbuhan pembiayaan masih didukung oleh realokasi alat likuid perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM).  

Jika dibandingkan dengan Desember 2023, pembiayaan syariah pada Desember 2024 menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada Desember 2023, pertumbuhan pembiayaan syariah tercatat sebesar 15,80 persen (yoy). Tahun lalu, pembiayaan syariah didorong oleh kinerja positif korporasi dan rumah tangga yang lebih tinggi.  

Sementara pada November 2024, pembiayaan syariah tumbuh lebih baik di angka 11,24 persen (yoy), ditopang oleh sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi minerba, otomotif, perdagangan, pariwisata, dan UMKM. Penurunan pertumbuhan pada Desember 2024 mencerminkan perlambatan aktivitas ekonomi di akhir tahun.  

Meskipun melambat, Bank Indonesia optimis pembiayaan syariah akan kembali meningkat pada 2025. "Ke depan, pertumbuhan kredit diprakirakan meningkat dalam kisaran 11–13 persen, sejalan dengan prospek ekonomi yang tetap baik dan dukungan kebijakan makroprudensial Bank Indonesia," kata Perry.  

Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan sektor perbankan untuk mendorong pembiayaan syariah, khususnya pada sektor-sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.   Meski menghadapi tantangan di akhir 2024, pembiayaan syariah tetap menjadi pilar penting dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement