Selasa 08 Oct 2024 15:08 WIB

Berkat Holding, Kinerja BSI Tumbuh Pesat 

BSI kian aktif melakukan penetrasi digital dalam meningkatkan jumlah pelanggan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kanan), Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo (tengah), pengamat BUMN Toto Pranoto (kiri) dalam diskusi bertajuk
Foto: Muhammad Nursyamsi/Republika
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kanan), Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo (tengah), pengamat BUMN Toto Pranoto (kiri) dalam diskusi bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia (BSI) bertekad terus meningkat kinerjanya melalui penetrasi digitalisasi. Direktur Sales dan Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan optimalisasi digitalisasi merupakan hal yang wajib dilakukan dalam menjaga tren positif BSI.

"Sebagai gambaran, capaian BSI yang baru terbentuk sekitar tiga tahun ini sudah hampir sama dengan 21 tahunnya Bank Syariah Mandiri (BSM)," ujar Anton dalam diskusi bertajuk "Penguatan Tonggak Ekosistem Ekonomi Syariah dan Strategi Asuransi" di Sarinah, Jakarta, Selasa (8/10/2024).

 

Anton menyampaikan BSM selama 21 berkiprah telah memiliki 14 juta pelanggan. Sedangkan, BSI baru tiga tahun berjalan mampu meraih enam juta pelanggan dengan konsisten membukukan pertumbuhan kinerja dobel digit setiap tahun. "Ini sebuah lompatan besar yang membuat BSI menjadi bank terbesar kelima di Indonesia," ucap Anton. 

 

Anton memastikan BSI kian aktif melakukan penetrasi digital dalam meningkatkan jumlah pelanggan hingga volume. Anton menyampaikan salah satu strategi yang disasar ialah peningkatan volume layanan EDC hingga QRIS BSI. 

 

"Kita akan mengumumkan rencana shifting untuk transaksi daring dalam waktu dekat, ini akan menjadi game changer berikutnya," sambung Anton. 

 

Anton berharap inovasi BSI dapat mendorong penguatan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Anton mengatakan Indonesia sebagai salah satu populasi muslim terbesar memiliki potensi dalam sektor industri syariah. 

 

"Market ekonomi syariah Indonesia luar biasa, jumlah penduduk banyak tapi penetrasi masih rendah. Market share kita baru tujuh persen, setidaknya bisa seperti Malaysia yang sebesar 30 persen," kata Anton. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement