REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dengan berakhirnya masa penawaran dari tanggal 23 Agustus sampai 18 September 2024, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan telah menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR021T3 (Tenor 3 Tahun) dan seri SR021T5 (Tenor 5 Tahun) dengan total volume pemesanan pembelian yang ditetapkan sebesar Rp 24,22 triliun. Sukuk Ritel seri SR021T3 dan SR021T5 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2024 sebagai underlying asset.
Sukuk Ritel seri SR021T3 (Tenor 3 Tahun) menawarkan tingkat imbalan/kupon tetap sebesar 6,35 persen per tahun dan seri SR021T5 (Tenor 5 Tahun) sebesar 6,45 persen per tahun. Tingginya antusiasme masyarakat tercermin dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan baik secara offline maupun online sepanjang masa penawaran SR021.
Penjualan SR021 kali ini didukung dengan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara offline di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, webinar dan podcast bersama Mitra Distribusi yang disiarkan melalui platform media sosial dan Youtube, talkshow TV dan radio, serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel.
Ini beberapa catatan capaian keberhasilan penjualan SR021T3 dan SR021T5 sebagai berikut:
SR021 merupakan Sukuk Ritel keempat yang diterbitkan dalam dual tranches, yaitu seri SR021T3 (Tenor 3 Tahun) dan SR021T5 (Tenor 5 Tahun). Adapun total penerbitan untuk SR021 sebesar Rp24.224.410.000.000 dari 63.622 investor dengan rincian total penjualan SR021T3 sebesar Rp19.276.188.000.000 dan SR021T5 sebesar Rp4.948.222.000.000.
Rata-rata pemesanan per investor pada SR021 yaitu sebesar Rp360,34 juta untuk SR021T3 dan Rp350,66 juta untuk SR021T5.
Berdasarkan Range Nominal Pemesanan, baik SR021T3 maupun SR021T5, jumlah investor terbanyak berada pada range Rp5 juta sampai Rp100 juta sebanyak 38,93 persen untuk SR021T3 dan 40,17 persen untuk SR021T5, dengan volume pemesanan terbesar pada range di atas Rp1 miliar sebanyak 49,66 persen untuk SR021T3 dan 59,47 persen untuk SR021T5.
Berdasarkan Generasi, baik SR021T3 maupun SR021T5 didominasi oleh investor Milenial sebanyak 31.832 investor dengan masing-masing sebanyak 24.403 (45,62 persen) untuk SR021T3 dan 7.429 (52,65 persen) untuk SR021T5. Dari sisi volume pemesanan, baik SR021T3 maupun SR021T5 didominasi oleh Generasi X dengan volume pemesanan sebesar Rp 7,76 triliun untuk SR021T3 dan Rp 2,2 triliun untuk SR021T5.
Berdasarkan Profesi, jumlah investor SR021T3 dan SR021T5 didominasi oleh Pegawai Swasta masing-masing sebesar 33,64 persen dan 37,14 persen, sedangkan berdasarkan nominal pemesanan didominasi oleh wiraswasta masing-masing sebesar 34,63 persen dan 30,72 persen.
Berdasarkan Wilayah Pemesanan, SR021 kembali menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Pemesanan SR021T3 didominasi wilayah Indonesia Bagian Barat (selain DKI Jakarta) dengan jumlah investor sebanyak 32.151 orang (60,10 persen) dan volume pemesanan sebesar Rp9,5 triliun (49,28 persen). Untuk SR021T5 juga didominasi wilayah Indonesia Bagian Barat (selain DKI Jakarta) dengan jumlah investor sebanyak 8.537 investor (60,50 persen) dan volume pemesanan sebesar Rp2,4 triliun (48,47 persen).
Jumlah investor baru SR021T3 dan SR021T5 terhadap SBN Ritel sebanyak 14.778 investor dengan total volume pemesanan Rp 3,57 triliun. Sedangkan jika dibandingkan terhadap SBSN Ritel, jumlah investor baru sebanyak 19.418 investor dengan total volume pemesanan Rp 5,04 triliun.
Selama masa penawaran SR021, terdapat Sukuk Ritel seri SR015 sebesar Rp 27 triliun yang jatuh tempo pada tanggal 10 September 2024. Dari nominal SR015 yang jatuh tempo, total sebesar Rp 12,80 triliun (47 persen) diinvestasikan kembali pada SR021 dengan jumlah investor yang menginvestasikan kembali dananya ke SR021 sebanyak 17.305 investor.