Kamis 06 Jun 2024 09:06 WIB

Saham BRIS Turun di Tengah Rencana Muhammadiyah Tarik Dana Rp 15 Triliun

Emiten bernama BRIS turun 40 atau 1,77 persen menjadi Rp 2.220 per lembar saham.

Emiten BRIS diperdagangkan turun imbas PP Muhammadiyah menarik dananya Rp 15 triliun dari Bank Syariah Indonesia.
Foto: Republika.co.id
Emiten BRIS diperdagangkan turun imbas PP Muhammadiyah menarik dananya Rp 15 triliun dari Bank Syariah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham Bank Syarih Indonesia dibuka anjlok dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/6/2024). Emiten bernama BRIS turun 40 atau 1,77 persen menjadi Rp 2.220 per lembar saham. Penurunan itu terkait kabar dana Rp 15 triliun milik Muhammadiyah akan ditarik dan dialihkan ke bank syariah lainnya.

Baca: Kuartal Pertama 2024, Kerugian GOTO Membaik Sebesar 89 persen

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah membuat keputusan untuk mengalihkan dananya dan juga menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Keputusan penarikan itu diketahui dari Memo Muhammadiyah bernomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang mereka keluarkan pada 30 Mei lalu.

Dalam surat edarannya, dituliskan untuk segera melakukan rasionalisasi dana simpanan serta pembiayaan di BSI untuk dialihkan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan Bank-bank Syariah Daerah dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah.

 

Dikonfirmasi perihal surat tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti membenarkan adanya rasionalisasi dana simpanan tersebut. "Ya benar ada surat tersebut," ujar Mu'ti kepada Republika, Rabu (5/6/2024).

Namun, ia tidak menjelaskan secara detil alasan dikeluarkannya keputusan tersebut. Keputusan itu diambil untuk menindaklanjuti pertemuan bersama pimpinan PP Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah mengenai konsolidasi keuangan AUM di Yogyakarta 26 Mei lalu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement