Selasa 02 Apr 2024 22:16 WIB

Djoni Rosadi Dorong Kebangkitan Ekonomi Pesantren

potensi ekonomi pesantren sangat besar dan menjanjikan.

Wapres KH Ma'ruf Amin dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh di Masjid Istqlal, 28 Maret 2024.
Foto: dok republika
Wapres KH Ma'ruf Amin dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh di Masjid Istqlal, 28 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Langkah Pemerintah Indonesia untuk mencapai misi Indonesia Emas 2045 disambut positif oleh pelaku bisnis di Tanah Air, salah satunya Djoni Rosadi. 

Pelaku bisnis asal Kota Bandung ini memandang, institusi pesantren yang jumlahnya mencapai ribuan di Tanah Air memainkan peran besar sebagai pilar dan kekuatan ekonomi dalam mewjudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. 

Sebagai langkah awal, Djoni menggagas Indonesia Quran Hours, sebuah event akbar tahunan yang diadakan secara rutin, dengan fokus utama pada penyatuan hati seluruh umat Islam dengan Alquran. 

Selain mengajak umat Islam untuk mendekatkan diri dengan Alquran, menjalankan ajaran-ajaran mulia yang terkandung di dalamnya, serta berbuat kebaikan sesuai nilai-nilai Alquran, event ini menjadi forum untuk merumuskan agenda besar mendorong terciptanya cita-cita kemandirian ekonomi umat dalam rangka menyonsong Indonesia Emas 2045. 

Adapun, Indonesia Quran Hours kali ini digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, pada Kamis (28/3) lalu. Kegiatan ini diawali dengan seminar dan workshop yang mengusung tema “Meneratas Jalan Kemandirian Ekonomi Umat menuju Indonesia Emas 2045“. 

Kegiatan dihadiri ribuan santri pesantren dan umat Islam dan dihadiri oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin. 

Berbagai lembaga turut menyukseskan acara ini, diantaranya Quran Cordoba, Nur Quran Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) dan Bank Indonesia.

“Tahun ini, kami berkolaborasi dengan beberapa pihak, kami fokus merumuskan agenda besar kemandirian ekonomi umat melalui ekonomi pesantren untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” kata Djoni Rosadi, Senin (1/4/2024). 

Menurut Djoni, potensi ekonomi pesantren sangat besar dan menjanjikan. Karena itu, dibutuhkan sebuah terobosan dan dukungan nyata dari berbagai elemen untuk membangkitkan ekonomi pesantren, utamanya pemerintah. 

“Kita berharap pemerintah melakukan penguatan kepada lembaga perekonomian umat, khususnya ekonomi pesantren dalam bentuk edukasi, afirmasi, fasilitasi dan advokasi termasuk memberikan ruang kontribusi dan partisipasi bagi lembaga perekonomian pesantren dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dan yang lebih penting, mempercepat lahirnya regulasi yang mendorong kemandirian perekonomian pesantren,” imbuhnya. 

Untuk memulai program penguatan ekonomi pesantren, Djoni  bersama tim dalam waktu dekat akan segera menetapkan pesantren binaan di sejumlah daerah di Indonesia dan mulai fokus pada penguatan kelembagaan ekonomi dan basis komoditi unggulan. 

“Insya Allah, gerakan ini akan mulai berjalan sebagai ikhtiar kita membangkitkan ekonomi pesantren dalam rangka mencapai Indonesia Emas 2024,” ujarnya. 

Wakil Presiden KH Maruf Amin sangat menyambut baik kerja sama Hebitren dan Yayasan Nur Quran Indonesia dalam gelaran Indonesia Qur’an Hours. Wapres mengajak umat Islam sebagai penduduk mayoritas Indonesia untuk memperkuat kemampuan ekonominya.

“Kita menyongsong Indonesia emas 2045, umat Islam harus memberikan kontribusi besar, menjadi umat yang kuat ekonominya,” tegasnya. Menurut Wapres, tantangan menuju kemandirian umat salah satunya disebabkan lemahnya kualitas sumber daya manusia. 

Selain itu harus didorong adanya kontribusi semua pihak khususnya pesantren untuk mewujudkan kemandirian umat secara menyeluruh, karena kemandirian umat itu berarti melakukan penguatan, taqwiyat ul ummah, dalam pendidikan dan ekonomi.

“Karena itu, perlu ada ikhtiar dalam menumbuhkan semangat, mendorong partisipasi dan kontribusi semua kalangan dalam rangka menuju kemandirian ekonomi umat,” ujarnya. Wapres berharap umat Islam dapat mengejawantahkan ajaran Alquran dalam kesehariannya.

“Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita  umat ahlul Qur’an yang selalu membaca Alquran tiap menit tiap jam dan mengamalkan dan menerapkan Alquran dalam semua aspek, termasuk dalam bidang ekonomi yang masyru’ah, sesuai dengan syariah,” pungkasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement