Selasa 05 Dec 2023 23:44 WIB

Pakar: Bank Syariah Cenderung Kembangkan Produk yang Sama dengan Bank Konvensional

Perlu digitalisasi produk dan layanannya agar dapat bersaing dengan bank konvensional

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perbankan syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republka
Perbankan syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan perlu ada inovasi yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan perbankan syariah. Salah satunya adalah dengan melakukan digitalisasi produk dan layanannya agar dapat bersaing dengan bank konvensional.

Selama ini, sebagian besar perbankan syariah tidak berinovasi dan cenderung mengembangkan produk yang relatif mirip dengan bank konvensional. Sehingga, ketika nasabah akan membuka tabungan di bank syariah tiap akan menanyakan keuntungan bunga yang akan didapat.

"Walau di bank syariah, ujung-ujungnya nasabah menanyakan bunganya berapa. Walau dengan bahasa yang berbeda yakni bagi hasil berapa. Tapi sebenarnya intinya sama, imbal hasil yang mereka (nasabah) harapkan tetap tinggi. Jadi saya kira memang harus ada inovasi dan terobosan yang bisa membangun bank syariah bukan hanya dari imbal hasil,” ujar Piter di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Piter menambahkan, bila melihat pertumbuhan bank syariah yang cukup tinggi, menurut dia, hal itu terjadi lantaran market share bank syariah yang masih terlalu kecil. Terbukti, ketika share bank syariah dan nilai volume share sudah sedikit besar, akibatnya bank syariah sulit untuk tumbuh lebih tinggi lagi.

Sehingga, perlu ada inovasi dan terobosan yg bisa membangun bank syariah bukan dari bunga atau imbal hasil. Menurut dia, nilai jual dari bank syariah saat ini adalah dengan mengedepankan prinsip syariah.

"Salah satunya juga terkait kemudahan transaksi, kemudahan jasa layanan perbankan yang bisa ditawarkan bank syariah. Kalau ini dikawinkan dengan digitalisasi, saya kira bisa mengembangkan prinsip syariah. Artinya dengan mengawinkan digital dan syariah tidak hanya memberikan imbal hasil tapi juga menawarkan kemudahan transkasi di era life style digital sekarang yang dituntut nasabah yakni kemudahan," terangnya

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan peta jalan atau road map pengembangan dan penguatan perbankan syariah 2023-2027 untuk meningkatkan daya saing perbankan syariah.

“Peta jalan ini memberikan arah kebijakan strategis bagi bank syariah, baik dari sisi industri atau supply side maupun dari sisi masyarakat atau demand side,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Peluncuran Road Map Perbankan Syariah 2023-2027 beberapa waktu lalu.

Peta jalan perbankan syariah diperlukan karena ke depan, perbankan syariah akan menghadapi tantangan berupa pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi saat Indonesia berproses menjadi negara maju.

“Bagaimana kita menyambut tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi ke depan dan Indonesia menuju negara maju, tentu memerlukan sinergi keuangan dari sisi perbankan yang mumpuni,” kata Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement