Jumat 13 Oct 2023 18:56 WIB

Pertumbuhan Aset Keuangan Syariah Dorong Peringkat Indonesia Secara Global

Pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia telah mencapai Rp 2.450,55 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan pengakuan dunia terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia salah satunya ditunjukkan melalui laporan Islamic Finance Development Report 2022. Laporan tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ketujuh aset keuangan syariah global.

"Capaian tersebut salah satunya ditopang dengan potensi demand Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7 persen dari total penduduk Indonesia," kata Mirza dalam acara Ijtima Sanawi Dewan Pengawas Syariah, Jumat (13/10/2023).

Baca Juga

Selain itu, sesuai dengan karakteristik keuangan syariah Indonesia, Mirza menyebut sebagian besar pelaku jasa keuangan syariah telah menyasar industri riil. Dia mengatakan Indonesia memiliki pelaku UMKM yang cukup besar.

"Tercatat terdapat 64,2 juta pelaku UMKM dengan potensi kebutuhan dana sekitar Rp 1.605 triliun," ucap Mirza.

Secara keseluruhan, Mirza mengatakan, pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia telah mencapai Rp 2.450,55 triliun. Angka tersebut sekitar 163,09 miliar dolar AS posisi per Juni 2023.

Mirza menjelaskan, angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,37 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut dengan market share sebesar 10,94 persen terhadap total keuangan nasional.

"Perkembangan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional," jelas Mirza.

Setelah mengalami perlambatan akibat dampak pandemi dan kondisi global yang tidak menentu, Mirza memastikan industri perbankan syariah nasional berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Posisi per Juni 2023, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia tumbuh menjadi 7,31 persen dari total industri perbankan nasional.

"Pertumbuhan tersebut ditopang oleh 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 171 BPRS dengan sebaran porsi aset 65,78 persen bank umum syariah, 31,68 persen unit usaha syariah, dan BPRS sebesar 2,54 persen," ungkap Mirza.

Dari sektor pasar modal syariah, per akhir Agustus 2023, Mirza menegaskan pangsa pasar produk sukuk korporasi, sukuk negara dan reksa dana syariah mencapai 12,7 persen. Sedangkan pangsa pasar saham syariah telah mencapai 56 persen terhadap seluruh saham yang tercatat di bursa efek indonesia.

"Indonesia juga telah empat kali berturut-turut mendapatkan penghargaan tingkat internasional sebagai The Best Islamic Capital Market yang diberikan oleh Global Islamic Financial Award (GIFA) sejak 2019 sampai 2022," jelas Mirza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement