Selasa 28 Nov 2023 23:24 WIB

Kemenperin Bawa Pemenang IHYA Ikut Pameran Industri Halal di Turki

Indonesia menempati peringkat kesembilan sebagai negara eksportir terbesar.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penghargaan kepada 63 perusahaan atau industri dari berbagai sektor, dalam Indonesia Halal Industry Award 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Foto: Republika/ Iit Septyaningsih
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penghargaan kepada 63 perusahaan atau industri dari berbagai sektor, dalam Indonesia Halal Industry Award 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui agenda internasional OIC Halal Expo yang diselenggarakan pada 23-26 November 2023 di Istanbul, Turki, Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin kembali mendorong promosi pemberdayaan industri halal nasional. Keikutsertaan ini sejalan dengan arahan Menteri Perindustrian saat penganugerahan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) pada Oktober 2023. 

“Saya menyambut baik agar juara IHYA dapat diboyong untuk mengikuti pameran industri halal di luar negeri. Ini agar kita lebih cepat dan memberikan rangsangan bagi para pelaku industri agar mulai memproduksi produk berbasis halal,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga

Indonesia menempati peringkat kesembilan sebagai negara eksportir terbesar bagi berbagai negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Kontribusinya sekitar 8,6 miliar dolar AS dari produk halal. 

Lebih dari itu, terbuka pula peluang ekspor produk halal Indonesia senilai 1,95 miliar dolar AS ke beberapa negara anggota OKI dan sekitar 1,63 juta dolar AS ke negara non-OKI. Kemenperin menyatakan, data itu menunjukkan potensi sangat besar bagi produk halal nasional agar bisa menembus pasar global, terutama dengan adanya dukungan promosi berskala internasional.

Paviliun Indonesia yang digawangi oleh Kementerian Perindustrian serta berkoordinasi dengan KBRI Ankara dan KJRI Istanbul mengisi lahan seluas 96 meter persegi. Dalam paviliun itu, dihadirkan berbagai elemen industri halal nasional, khususnya para peraih IHYA 2021-2023, para penerima fasilitasi sertifikasi halal PPIH Kemenperin, dan industri binaan Kemenperin.

Selama gelaran ini, 18 peserta pameran dalam paviliun Indonesia menampilkan beragam produk halal nasional. Meliputi makanan dan minuman, cokelat, minuman tradisional, suplemen herbal, produk home care, kosmetik, dan modest fashion.

Fitur utama yang menjadi daya tarik dari paviliun itu yakni anjungan peragaan membatik, meja seduh-saji minuman tradisional dan ketersediaan penerjemah bahasa Turki yang memadai. Dalam kunjungannya, Wakil Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki menyampaikan ketertarikan terhadap produk industri Indonesia. Salah satu di antaranya potensi produk minuman herbal tradisional yang cukup besar untuk masuk ke pasar Turki.

OIC Halal Expo merupakan agenda tahunan tematik halal internasional yang diinisiasi oleh OKI dan diikuti berbagai negara anggotanya. Penyelenggaraan OIC Halal Expo tahun ini merupakan yang ke-10 kalinya, beriringan dengan gelaran World Halal Summit yang mengusung tema “A Gateway to Global Halal Economy: Unveiling the Potentials”. 

Selain menampilkan aneka produk halal, kehadiran Kementerian Perindustrian pada agenda The 10th OIC Halal Expo dan World Halal Summit diperkuat pula dengan penyelenggaraan Indonesia Business Forum pada tanggal 25 November 2023 sebagai wadah temu bisnis antarperusahaan. “Keikutsertaan Indonesia pada agenda ini merupakan salah satu bentuk dukungan kami bagi industri halal nasional agar dapat lebih dikenal di dunia. Ke depan, kami harap lebih banyak industri halal yang bisa kami bawa ke event internasional untuk melebarkan sayap ke pasar halal global,” ujar Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal Kemenperin Mohammad Ari Kurnia Taufik.

Hingga akhir gelaran The 10th OIC Halal Expo 2023, Paviliun Indonesia mencatat komitmen pembelian antar perusahaan (B2B) sebesar 670 ribu dolar AS atau senilai Rp 10,4 miliar. Didapat pula sejumlah potensi kerja sama lebih lanjut dengan mitra potensial, baik di lingkup negara-negara OKI maupun non-OKI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement