REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan, perbankan syariah terus mencatatkan kinerja yang positif. Hingga September 2025, jumlah aset perbankan syariah diklaim menembus level Rp 1.000 triliun.
Menurut catatannya, aset industri perbankan syariah mengalami pertumbuhan 8,15 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 975,9 triliun per Agustus 2025. Dari sisi pembiayaan, tercatat pertumbuhan sebesar 8,13 persen (yoy) menjadi Rp 670,8 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,37 persen menjadi Rp 757,2 triliun.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
“Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, saya optimistis bahwa aset perbankan syariah pada akhir September 2025, untuk pertama kalinya akan menembus Rp 1.000 triliun,” ungkapnya.
Dian menerangkan, prediksi pertumbuhan aset hingga menembus Rp 1.000 triliun tersebut karena berbagai faktor. Diantaranya adalah ekspansi kredit pembiayaan dan perluasan bisnis perbankan syariah.
“Memang ekspansi kredit pembiayaan dari bank syariah kan memang kayaknya sekarang lebih tinggi dari konvensional, dan mereka juga sedang banyak melakukan bisnis-bisnis baru, mencoba bisnis baru, dan juga tentu saja (menggaet) nasabah-nasabah baru. Jadi memang kelihatannya sekarang melakukan scale up usaha mereka, dan di UUS (Unit Usaha Syariah) maupun terkait dengan BUS (Bank Umum Syariah),” jelasnya.
Dian menuturkan, industri perbankan syariah tengah melakukan revitalisasi semangat untuk bisa meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Hal itu sejalan dengan implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RPS3I) 2023—2027 yang rutin di-update.