REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus mencatatkan kinerja positif. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan tren positif terlihat dari berbagai Indikator.
"Alhamdulillah aset kita sampai Juni tumbuh 13,08 persen yoy atau di posisi Rp 313 triliun, kemudian DPK kita juga masih bertumbuh dalam kondisi yang relatif sulit di tahun ini di angka 3,21 persen yoy atau posisinya sekarang di angka Rp 252 triliun," ujar Anton dalam acara priority gathering nasabah BSI Prioritas dan market outlook 2024 bertajuk "Finding Silver Linings in A Year of Uncertainty" di Hotel Langham, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Anton menyampaikan pertumbuhan juga terjadi di sektor pembiayaan sekitar 16 persen atau sebesar Rp 221,9 triliun. Anton mengatakan kinerja apik perusahaan berdampak pada peningkatan laba bersih BSI sepanjang 2023.
"Laba bersih BSI sekarang di posisi Rp 2,82 triliun atau tubuh 32,4 persen. Insya Allah kalau lihat dari angka-angka ini, bapak-ibu sekalian sekarang sedang berhubungan dengan bank yang kondisinya baik," ucap Anton.
Anton menyampaikan BSI akan selalu menjaga amanah yang telah diberikan para nasabah. Sebagai jaminan, lanjut Anton, BSI memiliki cash coverage atau cadangan sekitar 189,48 persen saat terjadi kondisi yang luar biasa.
Anton mengatakan cadangan dana ini bentuk komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan nasabah. Anton menyebut besaran cadangan dana selalu meningkat dan telah tunbuh 31,5 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kemudian NPF Gross itu parameter kualitas pembiayaan, itu di angka 2,31 persen, relatif rendah dan itu pun menurun dibanding tahun lalu, penurunannya sebesar 0,47 persen," kata Anton.