Ahad 15 Oct 2023 14:59 WIB

Savana Bromo Kembali Hijau Pascakebakaran Akibat Flare

Balai Besar TNBTS menyiapkan bibit pohon untuk ditanam di sejumlah titik.

Wisatawan kembali berdatangan di kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan kembali berdatangan di kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kawasan savana atau padang rumput di kawasan Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, mulai kembali ditumbuhi vegetasi pascakebakaran yang terjadi di wilayah itu beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra, saat dikonfirmasi di Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (15/10/2023), mengatakan, sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam. "Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan," kata Hendra.

Baca Juga

Meski begitu, masih ada beberapa titik yang memiliki vegetasi campuran terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, langkah penanaman pohon di kawasan tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.

"Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Hendra.

Ia menambahkan, pascadibukanya kembali kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru usai terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan sejak 19 September 2023, kunjungan wisatawan sudah mulai mengalami peningkatan.

"Terkait kunjungan ke kawasan Bromo, sudah mulai banyak. Kurang lebih 80-90 persen dari total kuota (2.700 pengunjung) yang ditetapkan per hari," kata dia.

Balai Besar TNBTS mencatat nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp 8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.

Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp 216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp 3,26 miliar dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp4,87 miliar.

Sebagai informasi, kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu. Proses pemadaman sendiri dilakukan pada 6-14 September 2023, dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada pendapatan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 4,85 miliar.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement