Senin 02 Oct 2023 13:40 WIB

Dari Republika hingga MES, Ini Komitmen Erick Kawal Agenda Keumatan

Erick dinilai punya sejarah panjang dalam keberpihakannya terhadap umat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir.
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erick Thohir kembali terpilih menjadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk periode kedua pada 2023-2028. Ketua Komite Pemberdayaan dan Pembinaan Pelajar, Mahasiswa, dan Kepemudaan PP MES 2020-2023 Arief Rosyid Hasan mengatakan Erick punya sejarah panjang dalam keberpihakannya terhadap umat. 

"Sewaktu Ketum ICMI H Adi Sasono, pada 2001 adalah masa yang dianggap sulit bagi Republika," ujar Arief di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Baca Juga

Arief melanjutkan, Republika sejak 1993 adalah aset umat yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim bagi publik Indonesia dan menjadi media yang berpihak pada agenda keumatan dan kebangsaan. Berdasarkan cerita Kepala Kantor ICMI, Tatat Rahmita Utami, Arief mengatakan, Adi Sasono sebagai Ketum ICMI kala itu datang ke Republika dan mengabarkan akan meminta dua kadernya, tokoh muda yakni Erick Thohir dan Muhammad Lutfi untuk bisa memberi suntikan dana dan menyelamatkan Republika.

"Usia Erick Thohir waktu itu masih sekitar 31 tahun, dipercayakan memegang media yang diharapkan mampu terus menyuarakan kepentingan umat dan bangsa," ucap Arief. 

Arief mengatakan, almarhum Adi Sasono memang dikenal sebagai mentor dan pembuka jalan anak muda yang dianggap memiliki komitmen keislaman keindonesiaan. Adi, lanjut Arief, berani pasang badan terhadap kadernya yang merupakan tokoh muda masa depan bangsa. 

Arief mengatakan Erick merupakan sosok yang mampu menunaikan tanggung jawab dan amanah. Hal ini pun yang menjadi dasar dirinya mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua Panitia Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU). 

"Tanpa hati yang tulus dan komitmennya selama ini, mustahil seorang dapat tanggung jawab sebesar itu. Tanpa restu muassis dan masyaikh NU, mustahil rasanya seorang Erick Thohir dapat memimpin perayaan seratus tahun sekali tersebut," sambung Arief.

Arief mengatakan kisah Erick akan terus menjadi menarik dalam percaturan ekonomi politik di Indonesia. Jika garis tangan berpihak kepadanya, ucap Arief, Erick akan melanjutkan perjalanannya ke hal yang lebih besar. 

"Karakter kepemimpinan dengan hati, keberpihakan pada umat dan bangsa, akan memuluskan setiap langkah pengabdiannya untuk Islam dan Indonesia," kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement