Senin 25 Sep 2023 10:48 WIB

Menilik Masa Depan BTN Syariah Sebagai Bank Umum Syariah

Spin off BTN Syariah opsi terbaik demi persaingan sehat di industri perbankan Islami

Nasabah sedang bertransaksi di BTN Syariah.Spin off BTN Syariah opsi terbaik demi persaingan sehat di industri perbankan Islami
Foto: Dok BTN Syariah
Nasabah sedang bertransaksi di BTN Syariah.Spin off BTN Syariah opsi terbaik demi persaingan sehat di industri perbankan Islami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyatakan sedang menyiapkan opsi untuk melakukan pemisahan usaha atau spin off Unit Usaha Syariah-nya (BTN Syariah) pada akhir tahun ini. Bank BUMN yang fokus pada sektor properti ini memiliki tiga opsi untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut.

Opsi yang akan dipilih merupakan yang paling efisien bagi perusahaan untuk mendirikan Bank Umum Syariah (BUS). Adapun opsi pertama yakni Bank BTN akan mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk mendirikan BUS.

Opsi kedua yakni melakukan akuisisi BUS yang sudah ada untuk kemudian dilebur dengan BTN Syariah. Selanjutnya opsi ketiga, sedang dikaji kemungkinan yang paling efisien yang sampai dengan saat ini sedang dalam kajian yang mendalam.

Langkah besar yang akan diambil BTN ini disambut baik Pengamat Ekonomi Syariah, Yusuf Wibisono. Ia menilai Indonesia perlu memperbanyak bank syariah dengan sebesar PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. Menurutnya, spin off menjadi salah satu opsi terbaik untuk menciptakan persaingan yang sehat di industri perbankan syariah. 

Yusuf mengatakan, setidaknya harus ada tiga sampai empat bank besar syariah untuk melindungi konsumen agar tercipta persaingan sehat. Dengan hadirnya BTN Syariah sebagai BUS diharapkan akan menjadi suplemen untuk mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah. 

Pasalnya, saat ini industri perbankan syariah sangat timpang, BSI menjadi pemain yang sangat besar dan satu-satunya. Langkah progresif membentuk bank BUMN syariah baru pun tidak hanya akan efektif menghadirkan kompetitor yang kredibel bagi BSI sehingga menjadi kebijakan afirmatif yang kuat dalam mendorong industri perbankan syariah. 

"Namun juga sekaligus mendorong pengembangan ekosistem industri keuangan syariah dan ekosistem industri halal. Selayaknya BSI memiliki tiga sampai empat pesaing yang sepadan agar industri perbankan nasional menjadi lebih sehat,” ujarnya kepada Republika beberapa waktu lalu.

BTN yang merupakan bank BUMN yang sangat potensial dikonversi menjadi bank syariah karena berspesialisasi pada pembiayaan perumahan yang sangat mendorong kemajuan sektor riil secara luas, selaras dengan semangat ekonomi syariah. Yusuf merincikan, dengan aset di atas Rp400 triliun, konversi BTN akan segera meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah hingga menembus 10 persen.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Kementerian BUMN masih melakukan diskusi terkait rencana BTN syariah bergabung dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Kementerian BUMN, ucap pria yang akrab disapa Tiko, mengajukan BTN syariah untuk melakukan proses spin off dengan menggunakan lisenced atau izin bank yang memiliki dasar syariah.

"Nanti kemudian BSI masuk sebagai pemegang saham juga. Jadi dua tahap, BTN syariah akan men-spin off dengan mencari cangkang perusahaan perbankan syariah yang existing, memindahkan asetnya yang cukup besar, kemudian BSI nanti masuk sebagai pemegang saham di situ," ujar Tiko.

Tiko mengatakan kajian tersebut masih bergulir. Tiko belum dapat memastikan kemungkinan BSI menjadi pengendali saham BTN syariah. Ia memastikan Kementerian BUMN mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam rencana penggabungan BTN syariah ke BSI. Pasalnya, ucap Tiko, BTN dan BSI merupakan dua perusahaan terbuka. 

Hal senada disampaikan Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo. Hingga kini, proses spin off BTN Syariah untuk dijadikan BUS masih terus berjalan dengan mengkaji opsi bisa dengan mudah dan cepat untuk dapat dilaksanakan. 

“Kami serius ingin melakukan spin off BTN Syariah yang saat ini kinerjanya sangat bagus. Dengan spin off dan menjadi BUS, kami optimistis kinerja BTN Syariah akan semakin positif dan berkontribusi lebih besar bagi pembiayaan syariah khususnya pembiayaan rumah untuk masyarakat kecil,” ujar Setiyo.

Setiyo mengatakan, untuk opsi mengakusisi BUS, Bank BTN telah melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik. Dia berharap proses akuisisi bisa terlaksana akhir tahun ini atau awal tahun depan.

“Sudah ada beberapa bank yang sudah kami jajaki dan melakukan NDA, proses masih terus berlangsung. Kami berharap bisa mendapatkan kesepakatan terbaik untuk proses spin off BTN Syariah,” katanya.

Untuk diketahui saat ini ada sekitar 12 BUS yang berdiri di Indonesia. Dari 12 BUS tersebut di antaranya Bank Mega Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Net Syariah, Bank Muamalat, BTPN Syariah, Bank Victoria Syariah, BJB Syariah, Permata Bank Syariah, Bank NTB Syariah dan Bank Syariah Bukopin.

BTN Syariah Hadirkan Layanan Berwajah Islami Bagi Nasabah

Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, selama ini BTN Syariah berkomitmen terus memacu kinerja dan pelayanan sehingga dapat lebih banyak memberikan manfaat bagi seluruh kelompok masyarakat Indonesia, khususnya dalam membantu mereka memiliki rumah melalui skema syariah, termasuk para milenial. Ia meyakini peran BTN Syariah sangat signifikan dalam pembiayaan perumahan berbasis syariah di Indonesia. 

Perlu diketahui, BTN Syariah juga merupakan yang pertama dalam menyalurkan Tapera Syariah. Tapera Syariah adalah program khusus bagi peserta Tapera yang saat ini masih pada segmentasi pekerjaan PNS dengan masa kepesertaan minimal 12 bulan, dengan manfaat bagi peserta dapat difasilitasi program Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR), Pembiayaan Renovasi Rumah (PRR) dan pembiayaan Bangun Rumah (PBR). Syaratnya nasabah harus terdaftar dan terverifikasi pada aplikasi SITARA (Sistem Informasi BP Tapera).

Tak hanya itu, BTN Syariah juga konsisten memberikan pembiayaan perumahan dari hulu ke hilir. Mulai dari pembiayaan pemilikan rumah (KPR) bagi seluruh kalangan seperti kaum milenial, kelas menengah, hingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satu fasilitas khusus yang disediakan BTN Syariah bagi milenial untuk memiliki rumah yakni BTN HITS (Hijrah to Syariah).

"Layanan KPR Unit Usaha Syariah (UUS) BTN juga menggunakan skema Musyarakah Mutanaqisah," ujarnya.

Skema tersebut membuat masyarakat dapat membayar angsuran secara berjenjang sesuai kesepakatan dengan Bank. Selain itu, BTN Syariah juga memberikan pembiayaan untuk kepemilikan lahan, kontruksi rumah, hingga untuk renovasi rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement