Selasa 19 Sep 2023 15:38 WIB

Wapres Paparkan Persiapan Pemerintah Undang Investor China ke Industri Halal

Wapres ungkap Pemerintah telah sediakan Kawasan Industri Halal di tiga lokasi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden KH Maruf Amin melakukan pertemuan dengan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Provinsi Fujian, Zhou Zuyi untuk mendorong penguatan kerja sama dalam sektor produk halal di Grand Ballroom C, Lt. 3, Crowne Plaza Fuzhou Riverside, Jumat pagi (15/09/2023).
Foto: Dok BPMI/Setwapres
Wakil Presiden KH Maruf Amin melakukan pertemuan dengan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Provinsi Fujian, Zhou Zuyi untuk mendorong penguatan kerja sama dalam sektor produk halal di Grand Ballroom C, Lt. 3, Crowne Plaza Fuzhou Riverside, Jumat pagi (15/09/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyampaikan upaya dan persiapan pemerintah ketika mengundang pengusaha dari China berinvestasi ke industri halal Indonesia. Kiai Ma'ruf mengatakan, secara regulasi dengan keberadaan Undang-undang Cipta Kerja telah memudahkan para investor berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, Pemerintah juga mengeluarkan kebijkan insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk memudah investor."Pemerintah secara umum ya telah menyiapkan iklim investasi yang kondusif. Dari regulasi juga sudah dilakukan penyederhanaan dan harmonisasi melalui undang-undang Cipta kerja, termasuk kebijakan insentifnya baik fiskal maupun non fiskal dan juga sudah menyiapkan platform ekosistem yang memudahkan jalan investor," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangannya yang dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, Selasa (19/9/2023).

Kiai Ma'ruf melanjutkan, untuk sektor industri halal, Pemerintah telah menyediakan kawasan industri halal (KIH) di tiga lokasi yakni Modern Cikande Industrial Estate di Serang Banten, Safe n Lock Halal Industrial Park Sidoarjo di Jawa Timur, serta Bintan Inti Halal Hub di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. 

Saat ini, kata Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) itu, pemerintah berencana memberikan insentif bagi investor yang masuk di KIH, Selain lanjut dia, Pemerintah juga memproses KIH menjadi Kawasan Ekonomi Khususu.

"KIH kita jadikan sebagai bagian dari KEK. Jadi ada kemudahan-kemudahan (disiapkan)," ujar Kiai Ma'ruf. 

Kiai Ma'ruf pun optimistis dengan potensi industri halal di Indonesia serta berbagai persiapan yang dilakukan mampu mengundang minat pengusaha China. Terlebih ajakan ini juga didukung oleh Perdana Menteri China Li Qiang.

"Perdana Menteri Li Qiang juga menyampaikan dorongan bagi pengusaha China berinvestasi di Indonesia di sektor industri halal dan saya katakan tadi, dengan pelaku industri halal kemarin di Fuzhou maupun di sini, juga mereka berminat setelah tahu potensi halal kita besar," ujarnya.

Tak hanya itu, upaya dukungan lainnya, Pemerintah akan membuat tim khusus untuk memfasilitasi hal tersebut.

"Mereka juga akan mengarahkan pedagangannya ke Industri halal dan BKPM sendiri sudah siap untuk memberikan fasilitas bagi calon investor yang memang memiliki komitmen kuat untuk berinvestasi di Indonesia," ujarnya.

Dalam kunjungan ke China selama beberapa hari, Kiai Ma'ruf yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga membawa misi memperkuat kerja sama perdagangan Indonesia-China khususnya sektor halal. Baik saat bertemu dengan PM China Li Qiang, sejumlah gubernur wilayah setempat maupun kumpulan pengusaha China untuk berinvestasi di industri halal Indonesia. Wapres juga membeberkan target Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia.

Begitu juga Wapres saat menyambangi Kantor Perwakilan LPPOM) MUI Shanghai Al Amin di Shanghai, China, Senin (18/09/2023). Ia meminta jajaran Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM) MUI Shanghai Al Amin mengkampanyekan produk halal Indonesia ke pengusaha China. 

Ia mengajak para pengusaha tersebut untuk tidak ragu berinvestasi pada sektor industri halal di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki standar halal yang diakui dan terpercaya di dunia. Bahkan, untuk mengembangkan standar halal itu LPPOM) MUI membuka cabang perwakilan di berbagai dunia.

Namun demikian, Indonesia bertekad tidak hanya ingin memberikan standar sertifikasi halal di dunia tetapi juga menjadi produsen halal terbesar secara global.

"Karena itu kami mengundang para pengusaha di berbagai negara khususnya di China untuk berinvestasi produk halal di Indonesia. Kemudian juga untuk diekspor ke berbagai negara, dan kalau dihasilkan dari Indonesia produknya akan lebih dipercaya lagi oleh umat Islam di dunia,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement