REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, menilai empat sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) akan terus tumbuh positif ke depan. Keempatnya adalah sektor makanan minuman halal, pariwisata ramah Muslim, fesyen, serta pertanian.
"Jadi empat sektor prioritas ini menunjukkan pertumbuhan yang baik, artinya kita punya sektor-sektor yang sebetulnya setelah periode COVID-19, pertumbuhannya cepat, dan itu berita positif," kata Ninasapti dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Dalam seminar 'Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia' yang digelar secara virtual itu, Ninasapti menjelaskan, meningkatnya sektor prioritas HVC tercermin dari pertumbuhan sektor pariwisata ramah Muslim yang mengalami peningkatan lebih dari 20 persen pada 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau kita lihat empat sektor prioritas dari Halal Value Chain juga di sini ada perbaikan ya, pariwisata terutama, paling buruk terjadi pada COVID-19 2020, kemudian pariwisata membaik kemarin karena ada G20 ya," ujarnya.
Adapun pemerintah telah mengeluarkan berbagai bauran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah pada tahun 2022. Salah satunya dengan memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem HVC terutama sektor pertanian yang terintegrasi, kuliner halal, dan fashion muslim.
Lebih lanjut, Ninasapti menilai bahwa kinerja sektor keuangan dan pembiayaan juga meningkat, baik dari sisi aset maupun nilai transaksi. OJK mencatat total aset keuangan syariah (RHS) Indonesia pada 2022 meningkat Rp 802,26 triliun. Diikuti dengan aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah yang tercatat mencapai Rp 2.420 triliun per Maret 2023.
"Kinerja di sektor keuangan dan pembiayaan juga diharapkan dapat meningkat pesat, baik dari sisi aset maupun nilai transaksi," pungkasnya.