Selasa 09 Sep 2025 15:01 WIB

Kemenko Perekonomian Ungkap Perkembangan KEK Halal Pertama di Indonesia: Investor Sudah Antre

Investor sudah antre untuk masuk ke kawasan tersebut.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi Logo Halal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Logo Halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI memaparkan perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal pertama di Indonesia, yakni KEK Industri Halal Sidoarjo. Sekretaris Kemenko Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana KEK, Susiwijono Moegiarso, menyebut investor sudah antre untuk masuk ke kawasan tersebut.

“Sisi ekonomi syariah memang perlu kita gali karena potensinya besar. Selama ini potensi yang besar itu kita ingin mengambil nilai tambahnya melalui salah satu KEK halal. Konsep KEK halal di Sidoarjo ini nanti menjadi semacam halal hub,” ujar Susi dalam konferensi pers Kinerja KEK Kuartal II 2025 di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (9/9/2025).

Baca Juga

Susi menyampaikan pihaknya sudah berdiskusi dengan pengusul program KEK halal tersebut. Ia menjelaskan, pemerintah ingin mengambil porsi barang-barang yang selama ini lebih banyak proses awalnya—bahan baku dan pengelolaan—dilakukan di China dan kawasan sekitarnya.

“Namun, hilir market-nya ada di sekitar Timur Tengah, kemudian di negara-negara Arab, negara-negara Indian Arab, dan sebagainya. Kita di awal diskusi dulu, kita ingin mendorong industri yang membutuhkan,” ujar Susi.

Ia mencontohkan pasokan bahan baku berupa gelatin. Selama ini, sebagian besar gelatin dibuat dari bahan baku babi asal China.

“Gelatin itu kan dibuat dari tulang dan kulit yang sebagian besar, mohon maaf, ini masih berasal dari China, itu berasal dari babi misalkan,” ujarnya.

“Nah, kita ingin mengambil share itu, sehingga halal value chain kita ingin mengambil nilai tambah barang-barang yang proses awal selesai di China, market-nya di Timur Tengah, belok dulu ke kawasan KEK halal, kita ambil nilai tambahnya di situ. Dan itu sudah antre investornya,” ungkapnya.

Susi menambahkan, sudah ada investor terkait produk gelatin dan beberapa produk hilir lainnya, yang nantinya akan dipasarkan ke Timur Tengah serta berbagai kawasan lain.

“Kalau itu jadi, itu KEK halal pertama, dan itu bagian dari halal value chain yang kita selalu sampaikan potensinya sangat besar sekali,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement