Selasa 23 May 2023 13:48 WIB

Layanan Lumpuh Berpotensi Pengaruhi Kinerja BSI di Kuartal II 2023

Jumlah pembukaan rekening baru mencapai 6.737 rekening atau naik dua kali lipat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama Hery Gunardi (kiri) dan Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim bersiap saat akan digelar  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Utama Hery Gunardi (kiri) dan Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim bersiap saat akan digelar  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (22/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan layanan ATM dan mobile banking BSI (BSI Mobile) beberapa waktu lalu disebut dapat mempengaruhi kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada kuartal II 2023. Direktur Avere Investama Teguh Hidayat melihat BSI bahkan berpotensi mengalami kerugian. 

Teguh menjabarkan beberapa faktor penyebab kerugian tersebut. "Pertama, hilangnya pendapatan fee based income dari aktivitas transaksi antarbank karena tidak berfungsinya BSI Mobile. Kedua, munculnya biaya ekstra di luar biaya operasional untuk maintenance," kata Teguh, Selasa (23/5/2023). 

Baca Juga

Selain itu, Teguh juga melihat adanya potensi penarikan dana tabungan oleh nasabah di BSI lalu memindahkannya ke bank lain. Menurut Teguh, hal ini membuat dana pihak ketiga (DPK) BSI bisa mengalami penurunan sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. 

Teguh menilai, BSI berpotensi mengalami kasus yang sama dengan Silicon Valley Bank (SVB) dan juga First Republic Bank (FRC) jika layanannya tidak kunjung pulih. Seperti diketahui, kedua bank asal AS tersebut bangkrut karena para nasabah yang panik ramai-ramai menarik dana tabungan. 

"Selama layanan perbankan BSI yang sudah tersendat-sendat selama dua pekan terakhir ini belum benar-benar kembali pulih, maka selama itu pula aksi eksodus nasabah BSI yang menarik tabungannya akan terus terjadi," kata Teguh.

Yang terburuk, lanjut Teguh, apabila BSI mengalami kesulitan likuiditas karena DPK menyusut, bank harus mencari alternatif pendanaan dengan menerbitkan obligasi. Artinya, perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra lagi untuk membayar bunga obligasi tersebut.

"Saya melihat bahwa kinerja laba bersih BSI di Kuartal II 2023 akan turun signifikan, bahkan mungkin bisa sampai rugi karena hal-hal yang disebut diatas. Semakin lama terjadinya gangguan pada aplikasi BSI Mobile, maka semakin besar pula akumulasi kerugian yang akan diderita perusahaan," kata Teguh.

Teguh tidak merekomendasikan saham BRIS untuk dibeli investor. Meskipun operasional perusahaan sudah kembali normal, sahamnya tetap akan turun karena laporan keuangan yang kurang bagus di kuartal II 2023. BRIS cukup menarik untuk dibeli lagi jika layanan perbankannya segera pulih dan kinerjanya di kuartal II nanti tidak seburuk yang diperkirakan. 

 

Kinerja BSI justru naik

Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatat pada Selasa (16/5/2023) jumlah pembukaan rekening baru mencapai 6.737 rekening atau naik dua kali lipat dibanding hari sebelumnya sebanyak 3.670 rekening. Selain setoran tunai, pada hari yang sama, BSI juga membukukan setoran nasabah institusi dan mitra bayar hingga mencapai Rp33,11 miliar dari 1.494 transaksi.

Pencapaian ini pun tumbuh signifikan dibandingkan hari sebelumnya sebanyak Rp18,26 miliar dari 1.307 transaksi. Dari data singkat ini menggambarkan kenaikan dan tingkat kepercayaan nasabah terhadap BSI cenderung baik seiring dengan sempat adanya gangguan pada Senin (8/5/2023) lalu. Kepercayaan nasabah juga tercermin pada kenaikan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) harian dan mencetak volume setoran senilai hampir Rp1 triliun pada operasional yang dilakukan pada hari yang sama.

Catatan rekapitulasi dari 1.132 kantor cabang BSI di Indonesia menunjukkan total nilai setoran tunai yang dilakukan oleh nasabah mencapai Rp981,59 miliar dengan transaksi tunai mencapai 40.142 transaksi. Nilai ini bertumbuh signifikan dari pencapaian pada Senin (15/5/2023), di mana total volume transaksi tercatat Rp637,69 miliar.

Untuk memberikan apresiasi pada nasabah setia  tersebut, BSI memberikan promo kepada nasabah yang menggunakan fitur BI Fast. Promo spesial tersebut adalah biaya transfer dengan hanya Rp 5 per transaksi mulai tanggal Jumat Jumat (19/5/2023) hingga Rabu (31/5/2023).

"Apresiasi ini ditujukan untuk seluruh nasabah BSI yang setia mendukung hingga saat ini transaksi telah berjalan normal di seluruh channel layanan," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi  dikutip Ahad (21/5/2023).

Promo BI Fast bisa diakses lewat BSI Mobile, Netbanking, CMS dan Teller di Kantor Cabang BSI Seluruh Indonesia. Untuk mendapatkan promo spesial ini nasabah dapat langsung bertransaksi transfer BI fast dan tarifnya sudah otomatis berubah menjadi Rp5, dimana pada hari biasa biaya transfer BI Fast-nya sebesar Rp 2.500.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement