Rabu 16 Jul 2025 17:43 WIB

Seruan Boikot Menggema dari Sejuta Perempuan Indonesia Bela Palestina

"Konsumsi adalah bentuk sikap politik,"

Aksi damai bertajuk One Million Women for Gaza digelar pada Ahad (6/7/2025).
Foto: Dokumen
Aksi damai bertajuk One Million Women for Gaza digelar pada Ahad (6/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan solidaritas untuk Palestina kembali menggema luas, kali ini datang dari ribuan perempuan di berbagai organisasi masyarakat dan komunitas. Aksi damai bertajuk One Million Women for Gaza digelar pada Ahad (6/7/2025) menandai fase baru dalam perjuangan mendukung Palestina.

Digagas oleh PP Wanita Islam dan ARIBP Perempuan, aksi ini mengusung tema Women’s Economic Boycott Against Pro-Israel Products. Gerakan ini menjadi bentuk nyata dari perubahan strategi perjuangan, dari sekadar aksi massa menjadi langkah konkret melalui pengaruh konsumsi.

Baca Juga

“Konsumsi adalah bentuk sikap politik,” tegas ARIBP Perempuan dalam pernyataan resminya.

Salah satu sorotan utama adalah kampanye #GantiProduk, sebuah ajakan untuk meninggalkan produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel, dan beralih ke produk halal lokal. Acara juga diramaikan dengan bazar UMKM perempuan, penyebaran materi edukatif, dan penandatanganan Deklarasi Boikot Nasional.

“Aksi ini bertujuan menguatkan jaringan ekonomi alternatif, terutama produk halal lokal dan UMKM perempuan sebagai solusi nyata dari sikap boikot,” sebut penyelenggara.

Kehadiran perempuan dari berbagai lapisan masyarakat termasuk guru, pelajar, mahasiswa, komunitas ojek online, hingga tokoh nasional dan influencer menegaskan bahwa gerakan ini adalah bentuk aksi strategis yang bermartabat dan inklusif.

Koordinator Muslimah Bogor Raya, Finda Musfindayani, turut menyerukan pentingnya gerakan boikot sebagai bentuk perlawanan damai atas tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza. Perjuangan Palestina adalah perjuangan kemanusiaan.

“Telah jelas terjadi genosida di Palestina, banyak ibu dan anak-anak dibunuh dengan kekejian yang dilakukan oleh Zionis, apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang perempuan? Cukupkah kita hanya berdoa saja? Lalu apa yang membuat mereka dapat menghentikan pembantaian itu?” ujarnya dalam orasinya.

Finda menegaskan bahwa boikot produk terafiliasi Zionis bisa menjadi cara efektif untuk menghentikan pendanaan yang digunakan dalam agresi militer.

“Bagaimana cara mereka bangkrut? yaitu dengan boikot produk yang terafiliasi dengan Zionis. Dengan tidak mendatangi gerai-gerai restoran cepat saji mereka, dengan tidak memberi produk mereka, kita sudah ikut berpartisipasi untuk menghambat dana mereka yang digunakan untuk mendapatkan amunisi,” jelasnya.

Aksi ini menegaskan bahwa perjuangan solidaritas terhadap Palestina tidak hanya dapat dilakukan melalui unjuk rasa dan doa, tetapi juga lewat kekuatan kolektif dalam menentukan pilihan konsumsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement