REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan peluang industri halal pada sektor makanan dan minuman (mamin), termasuk untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Menurut Wamenperin, selama ini industri mamin merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
“Industri makanan dan minuman Indonesia berperan penting sebagai tulang punggung sektor pengolahan nonmigas. Agar sektor ini bisa bersaing di pasar global, kami aktif mendorong penguatan kerja sama internasional, termasuk dalam pengembangan produk halal,” ujar Faisol di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Ia menyampaikan bahwa kinerja industri mamin di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan positif.
Pasca pandemi COVID-19, PDB industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 6,04 persen pada kuartal I 2025.
“Capaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 4,31 persen dan PDB nasional sebesar 4,87 persen,” katanya.
Performa baik industri mamin juga tercermin dari kontribusinya terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 41,15 persen pada kuartal I 2025. Selain itu, sektor ini mencatatkan nilai ekspor sebesar 11,78 miliar dolar AS, termasuk minyak kelapa sawit.
“Capaian ini memberikan andil sebesar 22,42 persen dari total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada kuartal I 2025,” ujarnya.
Di sisi investasi, industri mamin merealisasikan modal sebesar Rp 22,64 triliun pada awal 2025, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 9,03 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 13,60 triliun.
“Ini menandakan bahwa para pelaku industri mamin di Indonesia masih memiliki optimisme atau kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan bisnis karena didukung oleh kebijakan dan iklim usaha yang kondusif,” kata Faisol.
Wamenperin menambahkan, pihaknya fokus mengembangkan industri halal yang sejalan dengan inisiatif program Making Indonesia 4.0, di mana sektor industri mamin menjadi salah satu dari tujuh sektor prioritas.
“Kami meyakini bahwa industri halal, khususnya di sektor makanan dan minuman, memiliki kekuatan untuk mendominasi pasar internasional,” katanya.
“Hal ini tentunya akan turut menopang pertumbuhan ekonomi dan program transformasi industri nasional,” imbuhnya.