REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan signifikan dari segmen halal lifestyle, yang menjadi salah satu penggerak utama peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dalam ekosistem ekonomi syariah. Hingga Mei 2025, dana kelolaan di sektor ini mencapai Rp4 triliun, tumbuh 10,20 persen secara year to date (YtD).
“Bisnis emas dan ekosistem syariah berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan bank,” ujar Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Segmen halal lifestyle, yang mencakup produk makanan dan minuman, fesyen, farmasi, hingga kosmetik, menunjukkan respons pasar yang sangat baik. Pertumbuhan sektor ini juga didukung oleh peran aktif pelaku UMKM yang menjadi garda terdepan ekonomi syariah nasional.
BSI telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp49,3 triliun kepada lebih dari 380 ribu UMKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, pembiayaan khusus untuk sektor halal mencapai Rp24,015 miliar per Maret 2025.
“Diperlukan dukungan pemerintah, kolaborasi antarsektor halal, optimalisasi layanan digital perbankan, serta akses permodalan yang memadai agar Indonesia bisa menempati posisi pertama dalam Global Islamic Economic Indicator,” tegas Anton.
Halal lifestyle kini bukan sekadar tren, melainkan bagian integral dari pertumbuhan ekonomi syariah yang pesat. Dengan produk yang sesuai prinsip syariah dan permintaan pasar yang meningkat, sektor ini memberikan peluang besar bagi pelaku usaha dan investor.
BSI juga terus mendorong peningkatan kapasitas pelaku UMKM melalui pelatihan dan program inkubasi di berbagai wilayah. Upaya ini bertujuan memperkuat ekosistem halal dan memperluas distribusi produk halal ke pasar nasional maupun global.
Lewat langkah-langkah strategis tersebut, BSI optimistis mampu mendorong pertumbuhan sektor halal lifestyle sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi syariah dunia.