REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat lebih dari 65 ribu rekening Tabungan Haji Muda Indonesia hingga April 2025. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran keluarga untuk menyiapkan ibadah haji anak sejak dini.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menyebutkan bahwa perencanaan haji sejak dini semakin penting di tengah antrean keberangkatan yang bisa mencapai puluhan tahun. “Saat ini anak berusia 12 tahun sudah bisa mendapatkan nomor porsi haji. Hal ini semakin memudahkan masyarakat mempersiapkan rencana sejak dini sambil menunggu keberangkatan haji yang waktunya relatif lama,” ujarnya di Jakarta, Senin (2/6/2025).
BSI memfasilitasi perencanaan haji melalui dua layanan utama: Tabungan Haji Muda dan fitur Cicil Emas sebagai solusi investasi jangka panjang. Rekening tabungan haji bisa dibuka sejak anak berusia 0 tahun.
Selain itu, BSI mendorong kebiasaan menabung melalui program Ayo Menabung Haji Aman dan Terencana (ABATANA). Fitur autodebet memungkinkan orang tua menabung rutin ke rekening haji anak setiap bulan.
“Program ABATANA dirancang tidak hanya sebagai produk finansial, tetapi juga sebagai sarana edukatif bagi keluarga Muslim untuk merencanakan ibadah haji secara spiritual dan keuangan sekaligus,” ujarnya.
BSI juga mengembangkan fitur Cicil Emas melalui aplikasi BYOND. Nasabah dapat mencicil emas dari nominal kecil untuk kemudian dikonversi menjadi dana tunai saat pelunasan haji.
“Cicil emas menjadi alternatif investasi yang stabil dan sesuai prinsip syariah. Nilainya cenderung naik dan bisa dijadikan solusi cerdas untuk menyiapkan dana haji dalam jangka menengah-panjang,” tambahnya.
BSI mencatat tren positif minat haji dan umrah digital. Fitur simulasi cicilan emas dan transaksi terjadwal di superapps BYOND turut mendongkrak partisipasi nasabah muda.
Selama musim haji 2025, sekitar 8 ribu nasabah haji BSI berusia 18–35 tahun berangkat ke Tanah Suci. Jumlah ini setara 5,2 persen dari total jamaah BSI.
Fenomena ini menunjukkan keberhasilan BSI menyasar segmen muda sebagai bagian dari transformasi digital dan strategi literasi keuangan syariah.
“Selain sebagai wujud pelayanan optimal BSI kepada nasabah untuk menjawab kebutuhan umat, hal ini juga sebagai bentuk komitmen BSI dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan berbasis syariah yang dimulai dari keluarga,” ujarnya.