Senin 26 May 2025 18:30 WIB

Kiai Ma’ruf: Ekonomi Syariah Harus Hadirkan Keadilan dan Kemaslahatan

Esensi ekonomi syariah tidak hanya soal kepatuhan pada aturan formal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Wakil Presiden RI periode 2019-2024 KH Ma’ruf Amin menyampaikan sambutan dalam puncak acara Indonesia Sharia Forum 2025 yang digelar Republika bersama KNEKS di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Foto: Republika
Wakil Presiden RI periode 2019-2024 KH Ma’ruf Amin menyampaikan sambutan dalam puncak acara Indonesia Sharia Forum 2025 yang digelar Republika bersama KNEKS di Jakarta, Senin (26/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden ke-13 RI sekaligus Bapak Ekonomi Syariah KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa ekonomi syariah harus menjadi instrumen yang menghadirkan kemaslahatan bagi seluruh umat. Ia menekankan, syariah sejati adalah yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat, bukan sekadar label atau simbol.

“Kalau syariah tidak memberi maslahat, tentu bukan rahmatan lil’alamin, tapi musibatan lil’alamin. Karena itu, syariah harus adil, penuh rahmat, maslahat, dan hikmah,” ujar Kiai Ma’ruf dalam sambutannya di acara puncak Indonesia Sharia Forum(ISF) 2025 yang digelar Republika di Jakarta, Senin (26/5/2025).

Baca Juga

Menurutnya, esensi ekonomi syariah tidak hanya soal kepatuhan pada aturan formal, tetapi juga tentang dampaknya terhadap kesejahteraan sosial. Karena itu, penguatan pelaku usaha syariah menjadi strategi utama agar ekonomi syariah dapat menjangkau lebih luas dan menyelesaikan persoalan umat. “Intinya ada pada pengusaha syariah,” tegas Kiai Ma’ruf.

Ia menjelaskan, pengembangan dilakukan melalui tiga strategi: inkubasi pengusaha baru berbasis syariah, penguatan usaha syariah yang sudah ada, dan migrasi pelaku usaha konvensional ke model syariah.

Kiai Ma’ruf juga menyinggung pentingnya dana sosial syariah, seperti zakat dan wakaf, dalam agenda pengentasan kemiskinan. Ia merujuk pada Surat Al-Ma’un yang menyinggung orang-orang yang membohongkan agama karena abai terhadap anak yatim dan fakir miskin.

“Islam itu ada akidah, ada ibadah, ada muamalah. Kalau hanya percaya saja, tapi tidak sholat. Atau sholat tapi tidak peduli muamalah, itu termasuk yang membohongkan agama,” tuturnya.

Kiai Ma’ruf menyambut baik hadirnya Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di berbagai wilayah, termasuk di daerah mayoritas non-Muslim. Ia menyebut hal itu sebagai bukti bahwa ekonomi syariah bersifat inklusif dan membawa rahmat bagi semua.

“Gubernurnya non-Muslim, tapi menjadi ketua KDEKS. Itu bukti bahwa ekonomi syariah adalah inklusif dan rahmatan lil’alamin,” ucapnya.

Sebagai Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kiai Ma’ruf juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan transformasi kelembagaan KNEKS menjadi Badan Pengembangan Ekonomi Syariah. Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menerbitkan Keppres terkait hal itu.

“Presiden sudah bilang kepada saya, beliau masih punya utang untuk membentuk badan ekonomi syariah,” katanya.

Kiai Ma’ruf berharap badan baru ini bisa memperkuat koordinasi lintas sektor dan meningkatkan kontribusi ekonomi syariah terhadap pembangunan nasional.

Ia juga mengapresiasi penyelenggaraan Anugerah Syariah Republika dan Anugerah Adinata Syariah yang menjadi puncak kegiatan ISF 2025. Republika bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Kiai Ma’ruf menilai ISF 2025 menjadi sarana penting untuk mendorong ekosistem ekonomi syariah yang berorientasi pada keberlanjutan dan kemaslahatan.

“Tahun ini ada 80 penghargaan diberikan kepada pelaku dan institusi ekonomi syariah. Saya ucapkan selamat kepada para pemenang. Semoga tidak hanya mendapat piala anugerah, tapi juga pahala besar dari Allah SWT,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement